Atlet Anggar Muslimah AS Turut Komentari Perintah Eksekutif Trump

Atlet anggar wanita Muslim Amerika Serikat Ibtihaj Muhammad. (Foto: Chicago Tribune)

 

Houston, 7 Jumadil Awwal 1438/5 Februari 2017 (MINA) – Atlet anggar wanita Muslim Amerika Serikat (AS), Ibtihaj Muhammad, turut mengomentari perintah eksekutif Presiden dengan mengatakan bahwa kekuatan terbesar bangsa Amerika berada dalam keragamannya.

Atlet yang meraih medali perunggu untuk negaranya selama Olimpiade Rio 2016 itu mengatakan kepada wartawan AP, sebelumnya dia berharap bahwa negara itu akan menjadi lebih inklusif, tapi sekarang dia berpikir ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sehubungan adanya perintah eksekutif.

Ibtihaj berbicara di karpet merah di pesta ESPN Super Bowl pada Jumat (3/2) malam di kota metropolitan Houston, Texas.

Baca Juga:  Bangladesh, Gambia Harap Penyelesaian Cepat Kasus Genosida Rohingya di Myanmar

“Keberagaman, itulah yang bangsa kita dibangun di atasnya, dan saya berpikir bahwa kita harus ingat setelan kuat kita sebagai sebuah bangsa,” katanya.

Perintah eksekutif Trump yang melarang masuknya pengungsi dari seluruh dunia dan pelancong dari tujuh negara, yaitu , Irak, Suriah, Yaman, Libya, Sudan dan Somalia, berubah membingungkan ketika pada hari Jumat seorang hakim federal memblokir perintah tersebut untuk sementara.

Pemblokiran yang membuat marah Gedung Putih tersebut dinilai oleh Ibtihaj sebagai awal dan rasa optimis bahwa situasi akan membaik.

“Saya berharap bahwa kita bisa bergerak menuju masyarakat yang menerima dan lebih inklusif, tidak hanya di sini (AS), tetapi pada skala global. Saya berpikir bahwa kita bergerak ke arah yang salah sebagai sebuah bangsa, dan saya berharap bahwa kita bekerja menuju ruang yang lebih inklusif dengan segera,” ujarnya. (T/RI-1/RS3)

Baca Juga:  Laporan UHRP: Satu dari 26 Warga Uighur Dipenjara di Tiongkok

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.