Niger, MINA – Angkatan Udara AS telah mulai melancarkan operasi dari pangkalan udara terpencil yang baru dibangun di negara Afrika Barat, Niger, untuk melaksanakan misi pengumpulan data intelijen dalam rangka menumpas kelompok-kelompok militan di kawasan itu.
“Landasan pacu penggunaan bersama ini memungkinkan respon yang lebih baik terhadap persyaratan keamanan regional dan memberikan akses strategis dan fleksibilitas,” kata Panglima Pasukan Udara AS di Eropa-Pasukan Udara Afrika (USAFE-AFAFRICA), Jenderal Jeff Harrigian dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh outlet berita militer Stars and Stripes di AS, Jumat (16/8) lalu. Demikian Press TV melaporkan.
“Pangkalan Udara 201 memberi Niger dan kemampuan luar biasa AS di wilayah yang menantang di dunia,” tambah Harrigian, merujuk pada landasan pacu 6.200 kaki yang dibangun oleh pasukan AS di Gurun Sahara selatan di Niger.
Panglima USAFE-AFAFRICA lebih lanjut memuji pasukan AS karena telah menyelesaikan proyek konstruksi yang dipimpin oleh pilot terbesar dalam sejarah Angkatan Udara.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Menurut laporan itu, Pemerintah Niger memberikan wewenang kepada militer AS untuk melakukan penerbangan pesawat tak berawak ke negara itu pada tahun 2018, tak lama setelah penyergapan dan pembunuhan terhadap empat tentara AS di negara itu oleh orang yang diduga militan ISIS pada Oktober 2017.
Mengutip juru bicara USAFE-AFAFRICA, laporan itu lebih lanjut mencatat bahwa pembangunan Pangkalan Udara Niger 201 masih berlanjut, dengan operasi terbang penuh diharapkan akan dimulai akhir tahun ini.
Komando Afrika-AS mengatakan, beberapa kelompok militan beroperasi di daerah perbatasan antara Niger, Nigeria dan Chad, termasuk ISIS di Afrika Barat yang menjadi prioritas untuk dilawan pasukan AS di wilayah tersebut. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza