Manila, MINA – Australia mengumumkan pada Selasa (8/8) akan memberikan bantuan senilai US$20 juta (sekitar Rp26 miliar) untuk membantu ratusan ribu pengungsi akibat konflik dan kekeran bersenjata di kota selatan Marawi, Filipina.
Hampir 360 ribu orang yang mengungsi akibat bentrokan yang sedang berlangsung antara pasukan pemerintah dan gerilyawan Maute terkait kelompok Islamic State (ISIS) di Marawi.
“Kemarin saya bertemu dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte di Manila, pertemuan kedua kami di tahun 2017. Kami membahas konflik di Marawi dan dampaknya terhadap warga sipil di wilayah tersebut,” kata Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop seperti dilaporkan The Philippine Star yang dikutip MINA.
Bantuan tersebut, yang akan diberikan selama empat tahun, akan menjadi tambahan untuk bantuan makanan dan pasokan senilai US$920 ribu yang diumumkan pada bulan Juni lalu.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Pemerintah Australia juga telah mengirim dua pesawat mata-mata untuk membantu pasukan pemerintah dalam perang melawan kelompok militan terkait ISIS di Marawi.
Bishop menambahkan bantuan dari Australia akan memberikan kontribusi dalam upaya pembangunan perdamaian di wilayah tersebut serta mendanai proyek infrastruktur skala kecil untuk masyarakat sekitar Marawi, seperti penyediaan air minum bersih dan perbaikan jalan lokal.
“Pemerintah Australia terus bekerja sama dengan pemerintah Filipina untuk memberantas terorisme di wilayah ini,” ujarnya.
Milisi kelompok Maute merebut Kota Marawi di pulau selatan Mindanao pada 23 Mei. Serangan bersenjata itu mendorong Presiden Rodrigo Duterte untuk memberlakukan darurat militer di wilayah tersebut yang akan berakhir sampai akhir tahun. (T/R11/R01)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon