Canberra, MINA – Pemerintah Australia mengeluarkan travel warning bagi warganya untuk tidak bepergian ke wilayah Mindanao, karena adanya aktivitas terorisme dan penculikan, lansir Philstar pada Rabu (2/1).
Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengimbau warganya menghindari perjalanan ke Mindanao barat dan tengah, termasuk ke Semenanjung Zamboanga, Kepulauan Sulu, dan wilayah laut Sulu selatan.
Australia juga meminta warganya untuk mempertimbangkan kembali bepergian ke Mindanao timur dan memasang “tingkat kewaspadaan tinggi” saat bepergian ke Filipina.
Peringatan Australia ini menyusul ledakan di Cotabato pada 31 Desember, yang menewaskan dua orang dan melukai puluhan lainnya.
Baca Juga: Belize Bergabung dengan Afsel di ICJ Dalam Kasus Genosida Israel di Gaza
Semantara Kepala juru bicara Kepolisian Filipina (PNP) Benigno Durana Jr. juga mengatakan, penyidik polisi telah menemukan kesamaan jenis bahan peledak yang digunakan kelompok Maute dan Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF).
“Berdasarkan modus operandi, hasil investigasi para penyelidik kami pasca-ledakan menemukan bahwa kelompok teroris lokal Daesh di balik pemboman,” kata Durana.
Provinsi Mindanao, yang berbatasan dengan Malaysia dan Indonesia, telah lama dihantui oleh berbagai serangan teroris.
Sedikitnya 10 orang terbunuh pada Juli 2018 ketika para militan menyerang sebuah pos pemeriksaan militer dengan sebuah bom mobil. (T/R03/P1)
Baca Juga: Penerima Zayed Award 2025 dari Pejuang Perubahan Iklim hingga Organisasi Kemanusiaan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Demokrat Desak Mulai Kembali Program Relokasi Pengungsi Afghanistan di AS