Auckland, Selandia Baru, 9 Jumadil Awwal 1436/28 Februari 2015 (MINA) – Australia sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan Selandia Baru dalam misi pelatihan di Irak untuk membantu melawan kelompok pejuang Negara Islam (IS) atau ISIS, Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan Sabtu (28/2) di Auckland.
Selasa (23/2), Selandia Baru mengumumkan akan mengirim pasukannya ke Irak dalam misi non-tempur untuk meningkatkan kemampuan militer tentara setempat dalam melawan ISIS, Nahar Net melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), .Sabtu.
Abbott mengatakan, Australia sudah banyak terlibat dalam kampanye melawan ISIS dalam beberapa bulan terakhir.
“Apa yang kami sekarang pertimbangkan adalah bergabung dengan Selandia Baru pada misi pelatihan tambahan untuk tentara reguler Irak,” kata Abbott setelah bertemu dengan timpalannya dari Selandia Baru, John Key di Auckland.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Kami masih harus menyelesaikan proses kami di Australia dan saya berharap itu akan terwujud dalam beberapa hari ke depan,” tambahnya.
Keputusan Selandia Baru untuk mengirim sekitar 140 tentara ke Irak, muncul setelah ada permintaan dari pemerintah di Baghdad, meski ditentang oleh semua oposisi utama.
Abbott mengatakan, ia mendukung keputusan Key.
Sejak Agustus 2014, militer Amerika Serikat bersama sekutunya, termasuk Australia, melakukan serangan udara terhadap ISIS di Irak dan Suriah. Peran Australia sebatas dukungan udara, pelatihan, saran dan intelijen.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
“Ini adalah pertarungan dunia dan sangat penting bahwa Australia dan Selandia Baru terlibat,” kata Key.
Key mengatakan, Selandia Baru adalah bagian dari koalisi 62 negara melawan ISIS yang telah menguasai sejumlah wilayah di Irak dan Suriah.
Key mengungkapkan, pasukan Selandia Baru kemungkinan besar akan bekerja bersama Australia di sebuah pangkalan militer di Taji, sebelah utara Baghdad, untuk jangka waktu yang tidak akan melampaui dua tahun. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza