Sydney, 4 Rabi’ul Akhir 1436/26 January 2015 (MINA) – Surat kabar besar Australia The Sydney Morning Herald terpaksa mengeluarkan permintaan maaf karena membuat karikatur yang dianggap “mengkritik Israel”.
Menurut Dewan Pers Australia surat kabar itu dianggap melanggar Standar Praktik yang harus dipatuhi pers di Australia, karena isi karikatur menampilkan “simbol agama Yahudi”, meskipun banyak pihak menganggap hal itu bukan hal besar jika hanya menampilkan bintang David (Daud)
“Surat kabar terpaksa mengeluarkan permintaan maaf seminggu setelah menerbitkan karikatur yang dibuat kartunis Glen Le Lievre,” lapor YourNewsWire.com yang dikutip Mi’raj Islam News Agency (MINA), Senin (26/1).
Dalam harian itu, karikatur menggambarkan seorang pria tua memakai kacamata dan Yarmulke, topi kecil yang biasa dipakai Yahudi. Laki-laki itu duduk di kursi yang di belakangnya terlihat Bintang David, serta memegang remote control sambil menonton dari atas puncak bukit saat kota Gaza meledak.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Dalam sebuah pernyataan Dewan Pers menyatakan, “Keterkaitan yang behubungan dengan kewarganegaraan Israel mungkin tidak disalahkan untuk kepentingan umum, meskipun cenderung menyebabkan pelanggaran. Namun hal yang sama tidak dapat diberlakukan jika berhubungan dengan iman Yahudi seperti kippah (Yarmulke) dan Bintang David. ”
Media YourNewsWire mengistilahkan pelarangan karikatur itu sebagai “kebenaran politik yang sudah gila”, menyusul masih panasnya isu penggambaran karikatur Nabi Muhammad oleh media Perancis yang menuai banyak kritikan namun tidak ditarik dari peredaran.
Alasannya, tambah media itu, Israel memiliki bintang David pada ‘bendera nasional’nya sendiri. Jadi mengapa gambar itu termasuk dari simbol-simbol keagamaan Yahudi yang dianggap ofensif jika ditampilkan di publik?
Namun, The Morning Herald tetap mengeluarkan permintaan maaf dengan mengatakan pihaknya menyesalkan penggunaan simbol-simbol agama.(T/R04/R11)
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)