Canberra, MINA – Australia menolak mengirim kapal perang untuk mendukung koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) di Laut Merah untuk melawan serangan Houthi terhadap kapal komersial yang melewati perairan internasional tersebut.
“Namun, Canberra (ibukota Australia) akan mengirimkan personel tambahan untuk membantu upaya yang dipimpin Washington (AS) mengamankan rute pelayaran internasional,” lapor lembaga penyiaran lokal Sky News Australia, dilansir Anadolu Agency.
Sebelumnya Washington telah meminta Australia untuk bergabung dengan satuan tugas maritim pimpinan AS di Laut Merah untuk mengusir kelompok Houthi yang menargetkan kapal-kapal Israel.
“Tidak, kami tidak akan mengirimkan kapal atau pesawat dengan kata lain, kami akan melipatgandakan kontribusi kami kepada Pasukan Maritim Gabungan,” kata Menteri Pertahanan Australia Richard Marles kepada stasiun televisi tersebut.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
“Saat ini, kami memiliki 5 personel yang ditempatkan di markas besar Pasukan Maritim Gabungan, dan dalam sebulan ke depan, jumlah tersebut akan bertambah menjadi 16. Itu adalah kontribusi yang signifikan,” tambahnya.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin awal pekan ini mengumumkan pembentukan satuan tugas angkatan laut multinasional untuk melawan serangan Houthi terhadap kapal komersial di Laut Merah.
Menurut pengumuman AS, sejauh ini negara-negara NATO seperti Inggris, Kanada, Perancis, Italia, Norwegia, dan Belanda menjanjikan dukungan terhadap Operation Prosperity Guardian untuk melindungi kapal dagang komersil yang transit antara Asia dan Eropa.
Kelompok Houthi di Yaman yang didukung Iran telah secara signifikan meningkatkan keterlibatan mereka dalam konflik Palestina sebagai solidaritas terhadap “perjuangan Palestina di Jalur Gaza” dengan menargetkan kapal-kapal komersil yang membawa minyak, bahan bakar, senjata dan lainnya menuju Israel melalui Laut Merah bagian selatan.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar lainnya.(T/R5/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza