Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awal Tahun Baru, Waspadai 8 Hal

Redaksi Editor : Widi Kusnadi - 2 jam yang lalu

2 jam yang lalu

12 Views

Ilustrasi malam tahun baru di Jakarta. (Foto: Viva News)

Oleh Deni Rahman, Ketua Lembaga Bimbingan Ibadah & Penyuluhan Islam (LBIPI)

DALAM hitungan jam, kita akan memasuki pergantian tahun miladiyah. Sedianya, momen ini tidak hanya menandakan berakhirnya satu tahun dan dimulainya tahun yang baru, tetapi juga memberikan kita kesempatan untuk merenungkan perjalanan kita sepanjang tahun yang lalu dan mempersiapkan diri untuk tahun yang akan datang.

Akhir dan awal tahun merupakan saat yang tepat untuk introspeksi diri, memperbaiki kualitas ibadah dan amal soleh, serta merancang tujuan baru yang lebih baik untuk tahun yang akan datang.

Pergantian tahun adalah salah satu tanda kebesaran Allah SWT yang menunjukkan bahwa waktu terus berjalan dan kita harus senantiasa bersyukur atas nikmat waktu yang diberikan. Dalam Al-Quran.

Baca Juga: Kota Lama Semarang, Wisata Menarik yang Ramah di Kantong

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” (QS. Ali ‘Imran: 190).

Namun, pergantian tahun seringkali diperingati oleh masyarakat seluruh dunia termasuk umat Islam dengan cara yang dapat menyalahi syariat, seperti pesta pora, perayaan kembang api, dan hiburan berlebihan, dan lain sebagainya.

Mari kita waspada 8 hal sebagai berikut:

  1. Melalaikan Ibadah

Momen pergantian tahun jangan sampai melalaikan ibadah, justru sebaliknya seharusnya menjadi waktu yang penuh dengan refleksi dan peningkatan kualitas ibadah. Ketika sebagian besar orang larut dalam euforia dan kegembiraan duniawi, kita seharusnya memanfaatkan waktu ini untuk merenung, bersyukur atas nikmat yang telah diberikan, dan memohon ampunan atas segala kekhilafan yang telah dilakukan selama setahun terakhir.

Baca Juga: Bagaimana Perjuangan Rakyat Palestina di 2025, Ini Kata Para Pakar!

Selain itu, momen ini juga seharusnya dijadikan sebagai waktu untuk memperbanyak amal soleh, seperti berdzikir, membaca Al-Quran, dan berdoa. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran, maka ia mendapatkan satu kebaikan. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan yang semisal” (HR. Tirmidzi).

Perayaan pergantian tahun yang penuh dengan hiburan dan kemeriahan sering kali melalaikan umat dari kewajiban ibadah. Malam pergantian tahun yang biasanya membuat sebagian umat Muslim terlewat dari sholat Isya, sholat malam, atau bahkan sholat Subuh.

  1. Mengikuti Kebiasaan yang Tidak Sesuai dengan Ajaran Islam

Merayakan pergantian tahun dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan ajaran Islam adalah bentuk tasyabbuh (menyerupai) suatu kaum. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka” (HR. Abu Dawud).

Tasyabbuh dalam konteks ini berarti meniru kebiasaan atau tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Perayaan pergantian tahun yang melibatkan pesta pora, kembang api, dan hiburan berlebihan tanpa disadari mengikuti tradisi yang tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam. Sebagai umat Muslim, kita diingatkan untuk menjaga identitas dan integritas kita sebagai pengikut Rasulullah SAW.

Baca Juga: Muhasabah, Resolusi Tepat Menatap Masa Depan

Selain itu, tasyabbuh dapat menimbulkan sikap toleransi terhadap praktik-praktik yang bertentangan dengan Islam. Dalam jangka panjang, ini bisa menyebabkan umat Muslim kehilangan jati diri dan merusak hubungan mereka dengan Allah SWT.

  1. Pemborosan Harta

Perayaan pergantian juga bisa berakibat pada pemborosan harta untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Padahal ajaran Islam mengajarkan untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan harta dan menghindari pemborosan.

Sebagai umat Muslim, kita diharapkan untuk lebih bijak dalam menggunakan harta kita dan lebih memberikan perhatian kepada mereka yang membutuhkan bantuan. Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya” (QS. Al-Isra: 26-27).

Pemborosan harta untuk perayaan yang tidak bermanfaat jelas bertentangan dengan semangat kepedulian dan keadilan sosial. Dalam konteks dimana kondisi saudara-saudara kita di Palestina misalnya, yang sedang mengalami kesulitan dan penderitaan akibat penindasan berkepanjangan, pemborosan harta untuk pesta dan kembang api pada malam pergantian tahun menjadi sangat tidak bijaksana.

Baca Juga: Tiga Pilar Hijrah: Fondasi Perubahan Menuju Kehidupan Islami

Banyak di antara mereka yang hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, kekurangan makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang layak. Padahal Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan kaum mukminin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi seperti satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang sakit, maka seluruh tubuh akan ikut merasakan sakitnya” (HR. Bukhari dan Muslim).

Alih-alih memboroskan harta untuk perayaan yang tidak bermanfaat, akan jauh lebih baik jika kita menginfakkan harta kita untuk membantu mereka yang membutuhkan. Infak dan sedekah adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam dan memiliki banyak manfaat, baik bagi penerima maupun pemberi.

Allah SWT berfirman, “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 261).

Dengan menginfakkan harta kita, tidak hanya kita membantu meringankan beban saudara-saudara kita di Palestina, dan juga belahan bumi lainnya, tetapi juga kita mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Baca Juga: 10 Hikmah Hidup Berjama’ah dari Qur’an dan Sunnah

  1. Perbuatan Maksiat

Perayaan pergantian tahun yang dilakukan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan ajaran Islam sering kali melibatkan perbuatan maksiat seperti minum-minuman keras, pergaulan bebas, dan hal-hal lain yang dilarang dalam Islam.

Perbuatan maksiat tidak hanya berdampak pada kehidupan dunia, tetapi juga memiliki konsekuensi di akhirat. Setiap perbuatan yang kita lakukan akan diperhitungkan dan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.

Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita harus selalu berhati-hati dalam setiap tindakan dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Rasulullah SAW bersabda, “Takutlah kalian terhadap dunia dan takutlah kalian terhadap wanita, karena fitnah pertama kali yang terjadi pada Bani Israel adalah dalam perkara wanita” (HR. Muslim).

  1. Melupakan Hakikat Waktu

Merayakan pergantian tahun dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan ajaran Islam sering kali melupakan esensi waktu sebagai nikmat dari Allah yang harus dihargai dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Baca Juga: 10 Akhlak Mulia yang Wajib Dimiliki oleh Muslim

Pergantian tahun merupakan pengingat bahwa usia kita semakin berkurang dan setiap detiknya adalah kesempatan yang tak tergantikan untuk berbuat kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya untuk apa ia amalkan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan, serta tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan” (HR. Tirmidzi).

Allah SWT berfirman, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran” (QS. Al-‘Asr: 1-3).

  1. Menyia-nyiakan Kesempatan untuk Introspeksi Diri

Melakukan introspeksi diri pada momen pergantian tahun adalah langkah yang sangat penting untuk evaluasi dan perbaikan diri. Dengan merenungi tindakan-tindakan kita, kita dapat menemukan area yang perlu ditingkatkan, baik dalam hal ibadah, perilaku sosial, maupun hubungan dengan sesama.

Baca Juga: Perlu Tahu, Ini Aturan Pemerintah tentang Perayaan dengan Kembang Api

Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Hasyr: 18).

Pergantian tahun seharusnya menjadi momen untuk introspeksi diri dan memperbaiki kualitas ibadah serta amal kita. Namun, perayaan yang berlebihan sering kali membuat umat Muslim melupakan hal ini.

Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang cerdas adalah orang yang selalu menghitung dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati” (HR. Tirmidzi).

  1. Menghamburkan Waktu

Menghamburkan waktu untuk perayaan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam juga bisa mengakibatkan kita melewatkan kesempatan untuk melakukan ibadah dan amalan baik.

Baca Juga: Tujuh Perkara Penyebab Rusaknya Hati

Mengingat betapa berharganya waktu yang kita miliki, setiap detik yang berlalu tanpa kita isi dengan hal-hal bermanfaat adalah kerugian.

Perayaan pergantian tahun yang berlebihan sering kali menghamburkan waktu yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat. Islam mengajarkan untuk selalu memanfaatkan waktu dengan baik dan menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda, “Dua nikmat yang banyak manusia terpedaya oleh keduanya: kesehatan dan waktu luang” (HR. Bukhari).

  1. Menyebabkan Gangguan Kesehatan

Islam mengajarkan untuk menjaga kesehatan tubuh sebagai amanah dari Allah. Kesehatan adalah nikmat yang sangat berharga dari Allah SWT yang harus kita jaga dan syukuri. Ketika kita terjebak dalam perayaan pergantian tahun yang berlebihan, kita sering kali mengabaikan kesehatan tubuh yang sejatinya merupakan amanah yang harus dipelihara.

Kurang tidur, kelelahan, dan kebiasaan buruk seperti mabuk dapat merusak tubuh dan jiwa. Kita diingatkan untuk selalu menjaga kesehatan dan menghindari hal-hal yang dapat merusak tubuh. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya badanmu memiliki hak atasmu” (HR. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Sejarah Al-Aqsa: Pusat Perjuangan Palestina dari Zaman ke Zaman

Mari kita sikapi pergantian tahun dengan bijaksana sesuai yang diajarkan dalam Islam. Islam mengajarkan kita untuk menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk beribadah, beramal soleh, dan menjauhi segala bentuk maksiat.

Perayaan pergantian tahun yang berlebihan dan tidak sesuai dengan ajaran Islam dapat melalaikan kita dari kewajiban ibadah, mengakibatkan pemborosan harta, serta terjerumus dalam perbuatan yang dilarang.

Mari kita manfaatkan momen ini untuk introspeksi diri, meningkatkan kualitas ibadah, menjaga kesehatan, dan membantu sesama, terutama saudara-saudara kita yang membutuhkan.  Semoga kita semua dapat memanfaatkan momen ini dengan baik dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Wallahu a’lam bish showab. []

Baca Juga: Ingin Jadi yang Terbaik? Jadilah Manusia yang Paling Bermanfaat!

Mi’raj News Agency (MNA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Indonesia