Jakarta, MINA – Lembaga Kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) menggalang dana kemanusiaan untuk Ghouta Timur, Suriah, yang sedang di bawah bombardir selama lebih sepekan oleh serangan udara pasukan Pemerintah.
“Insya Allah kita akan galang dana kemanusiaan untuk Muslimin di sana terutama keluarga-keluarga Korban, targetnya dalam satu bulan ini 20 juta dolar AS atau sekitar Rp300 juta. Tujuannya untuk membantu korban bombardemen di Ghouta Timur, Suriah,” kata Agus Sudarmaji, Ketua Umum AWG, saat dihubungi MINA pada Ahad (25/2) di Jakarta .
Menurutnya, pada Kamis malam (22/2) ia berdiskusi melalui jaringan teknologi dengan Abu Shalah mitra AWG yang tinggal di Damaskus Suriah bahwa empat hari sebelumnya, pasukan pemerintah Suriah yang didukung Rusia telah menyerang Ghouta Timur dengan bom dan rudal-rudal besar yang memakan ratusan korban jiwa, termasuk anak-anak, wanita dan para jompo.
“Setelah mendapat kabar tersebut, kami langsung bergerak. Selepas khutbah Jumat siang (23/2), kami menerima bantuan kemanusiaan sebesar Rp1.451.000 dari jamaah shalat Jumat di Masjid Bank DKI Suryopranoto Harmoni, Jakarta,” ujarnya.
Baca Juga: Wamendiktisaintek Dorong Peran Organisasi Kemahasiswaan Dukung Pembangunan Nasional
Lebih lanjut ia mengatakan, kami berharap para jamaah berkenan untuk menggelar penggalangan dana di wilayah masing-masing demi menolong saudar-saudara kita di Suriah.
Bagi para donatur, bisa menyalurkan bantuannya melalui AWG di Bank Syariah Mandiri (BSM) Capem Kota Wisata no rek 745 7788996 atas nama Yayasan Al Aqsa Haqquna.
“Semoga Allah menolong kita untuk mampu menolong mereka, aamiin. Atas partisipasinya kami ucapkan jazakumullah khoiir,” tambahnya.
Jumlah korban tewas di Ghouta Timur terus meningkat, terakhir pada Sabtu (24/2) mencapai 500 jiwa, termasuk 150 anak-anak telah terbunuh di wilayah pinggiran kota Damaskus tersebut sejak Ahad (18/2).
Baca Juga: TNI AL Bersama Masyarakat Pesisir Bongkar Pagar Laut 30 KM di Tangerang
Ghouta Timur adalah wilayah benteng oposisi terakhir yang tersisa di sebelah timur Damaskus dan dikepung oleh pasukan Presiden Suriah sejak tahun 2013. (L/R10/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: MUI: Menjaga Kelestarian Lingkungan Tanggung Jawab Umat Beriman