Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AWG Gelar Webinar Kupas Deklarasi New York Masa Depan Palestina di Persimpangan Jalan

Rana Setiawan Editor : Widi Kusnadi - 12 jam yang lalu

12 jam yang lalu

0 Views

Foto aksi Palestina dan kutukkan terhadap penjajahan Israel, pada festival musik legendaris Inggris, Glastonbury (Foto : Doc : IG)

Jakarta, MINA – Aqsa Working Group (AWG) menggelar webinar bertajuk “Deklarasi New York: Zionis Israel-Palestina, Siapa Lebih Untung?” pada Sabtu (9/8) malam, untuk membedah isi dan implikasi Deklarasi New York yang dihasilkan Konferensi Internasional Tingkat Tinggi Penyelesaian Damai Masalah Palestina di Markas Besar PBB, akhir Juli lalu.

Webinar tersebut menampilkan tiga narasumber, yakni Ple Priatna, Diplomat RI (1988–2021); Dr. Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute; dan M. Anshorullah, Ketua Presidium AWG, dengan dipandu oleh moderator Angga Aminuddin, Koordinator Program AWG.

Ketua Presidium AWG, M. Anshorullah, menegaskan forum itu merupakan ruang penting untuk mengupas dokumen tersebut karena menyangkut masa depan perjuangan Palestina dan dinamika politik internasional. Ia menilai, secara positif, Deklarasi New York mencerminkan meluasnya dukungan internasional terhadap Palestina, sementara Israel mulai menjadi pariah state yang sangat terkucil di komunitas global.

“Kita harus membangun perspektif baru, yaitu satu solusi negara demokrasi Palestina, di mana semua hidup berdampingan dalam damai dan sejahtera. Perjuangan kita masih panjang untuk menghapus Zionisme di muka bumi ini. Kita tidak boleh berhenti, kita harus terus bersuara, termasuk melalui webinar kali ini,” ujar Anshorullah.

Baca Juga: Aksi Teatrikal ‘Serangan Umum Surakarta’ Warnai CFD Bundaran HI

Diplomat senior RI, Ple Priatna, memandang Deklarasi New York yang dikeluarkan 30 Juli lalu belum ideal bagi solusi damai di Palestina. “Israel selalu mengabaikan kewajiban internasional dan menepis resolusi-resolusi PBB. Dunia seolah dibuat tak berdaya, padahal yang sebenarnya lemah adalah Israel,” tegasnya.

Ia berharap perubahan dapat terjadi di dalam negeri Israel, termasuk pergantian kepemimpinan dari Benjamin Netanyahu kepada figur yang mengedepankan perdamaian, dan menyerukan agar dunia internasional menghentikan bantuan kepada Israel.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Global Future Institute, Dr. Hendrajit, melihat adanya momentum strategis dari Deklarasi New York.

“Deklarasi ini memang belum ideal, tapi ada anatomi penting yang harus kita perhatikan, yaitu dukungan dari Prancis, Italia, dan Spanyol, juga negara-negara Arab dan Amerika Latin seperti Brasil dan Meksiko. Ini adalah momentum penting aspirasi dunia berkembang,” jelasnya.

Baca Juga: BNPB: Kekeringan Dominasi Laporan Bencana, Puncak Musim Kemarau

Ia menegaskan, internal Palestina harus solid dengan merekonsiliasi Fatah dan Hamas untuk membangun aliansi strategis menghadapi perundingan internasional.[]

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: 153 Mahasiswa Lolos Seleksi Beasiswa Zakat Indonesia 2025

Rekomendasi untuk Anda