Jakarta, MINA – Aqsa Working Group (AWG) hari Jumat (25/8) menggelar webinar dalam rangka peringatan 54 tahun pembakaran Masjid Al Aqsa.
Webinar ini menghadirkan pembicara Redaktur Senior Kantor Berita MINA Ali Farhan Tsani serta Peneliti dan spesialis Ilmu Al Quds dan Masjid Al Aqsa Dosen Universitas Istanbul, Turkiye, Dr. Abdullah Maruf.
Dalam sambutanya, Pembina Utama AWG Imaam Yakhsyallah Mansur menyerukan persatuan umat Islam untuk terbebasnya Masjid Al Aqsa. Ia mengatakan berdasarkan pengalaman-pengalaman Sejarah Masjid Al Aqsa tidak akan bisa dibebaskan tanpa adanya persatuan.
Ketua Presidium AWG, Nur Ikhwan Abadi dalam sambutanya mengatakan, peringatan 54 tahun pembakaran Masjid Al Aqsa ini dimaksudkan agar umat Islam mengingat kejadian tersebut dan bahwa Zionis Yahudi tidak henti-hentinya melakukan penistaan dan penodaan terhadap kiblat pertama umat Isalm ini.
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
“Kalau 20 tahun yang lalu terjadi intifada karena perlawanan yang cukup keras dari saudara-saudara kita di Palestina, kondisi Masjid Al Aqsa saat ini jauh lebih parah. Ribuan bahkan menjelang akhir tahun ini pemukim-pemukim Yahudi masuk ke Masjid Al Aqsa di bawah pengawasan keamanan pasukan Israel. Ini berbahaya bagi Masjid Al Aqsa karena tidak menuntut kemungkinan akan ada aksi-aksi lain lagi untuk menodai Masjid Al Aqsa. Ini yang kita khawatirkan,” ujar Nur Ikhwan.
“Untuk itu hari ini kita mengingatkan lagi umat Islam bahwa usaha Zionis Yahudi melakukan penodaan, penistaan dan menguasai Masjid Al Aqsa secara utuh tidak akan pernah berhenti. Dulu saat terjadi pembakaran, umat Islam begitu peduli hingga terbentuklah OKI. Tapi penodaan Masjd Al Aqsa saat ini jauh lebih besar dari pada 54 tahun yang lalu, namun perhatian umat Islam jauh lebih menurun. Maka kita coba adakan peringatan ini agar umat Islam benar-benar menyadari kondisi Al Aqsa saat ini,” katanya.
Peristiwa Pembakaran Masjid Al Aqsa terjadi pada tanggal 21 Agustus 1969 oleh seorang ekstremis Yahudi Australia bernama Michael Dennis Rohan. Peristiwa pembakaran tersebut, memicu reaksi sekaligus kemarahan mendalam bagi umat Islam. (L/R7/P2)
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan