Jakarta, MINA – Lembaga kemanusiaan yang konsen di isu kepalestinaan, Aqsa Working Group (AWG) merilis pernyataan terkait pertemuan Netanyahu dan Trump, kedua negara itu adalah duo imperialis di era modern, maka harus dilawan.
“Amerika dan Zionis Israel telah menjelma menjadi duo imperialis era modern yang harus dilawan,” kata ketua presidium AWG, Muhammad Ansharullah dalam pernyataannya, Rabu (5/2).
AWG mengutuk dan menentang sekeras-kerasnya pernyataan Donald Trump yang akan mengambil alih kontrol atas Gaza dan memindahkan warganya ke negara-negara tetangga.
Tindakan sepihak itu adalah pengkhianatan terhadap perjanjian gencatan senjata dan hanya akan meningkatkan turbulensi politik di Timur Tengah dan dunia.
Baca Juga: HNW Apresiasi “The Hague Group” Efektifkan Sanksi terhadap Israel
“Merelokasi warga Gaza, tidak lain merupakan pengulangan kejahatan pengusiran warga Palestina tahun 1947-1948 atau dengan kata lain pembersihan etnis (ethnic cleansing) yang tahun itu dilakukan oleh milisi teror Zionis dengan bantuan Amerika,” tambahnya dalam pernyataan itu.
Amerika sebaiknya berhenti ikut campur, membiayai bahkan mempersenjatai kejahatan Zionis Israel di Palestina. Campur tangan Amerika di Gaza dan Palestina secara umum melalu Abraham Accord hanya akan membawa penderitaan bagi rakyat Palestina dan menjauhkan perdamaian dari kawasan itu.
Sejarah mencatat, campur tangan Amerika di berbagai negara tidak pernah membawa kebaikan. Sebaliknya membawa bencana yang sangat sulit dan lama dipulihkan.
Di samping itu, keputusan Trump keluar dari keanggotaan di Dewan HAM PBB, UNESCO, dan UNRWA menunjukan bahwa Amerika sudah tidak sejalan dengan komitmen perdaimaian anggota-anggota PBB lainnya.
Baca Juga: Bareskrim Tingkatkan Status Kasus Pagar Laut di Tangerang ke Tahap Penyidikan
Bahasa perdamaian mereka tidak lain hanyalah upaya hegemoni bahkan imperialisme terhadap Timur Tengah dan dunia. Amerika dan Zionis Israel tidak sejalan dengan ICJ, ICC, Amnesty Internasional, bahkan PBB.
AWG menyerukan agar negara-negara anggota PBB segera mereformasi anggota tetap Dewan Keamanan PBB, mencabut hak veto, karena hak veto itu tidak mencerminkan keadilan sebagai fondasi perdamaian. Selain itu, diserukan juga agar entitas Zionis Israel dikeluarkan dari keanggotaan PBB.
Lembaga itu mengapresiasi pemerintah Indonesia, Arab Saudi, Prancis, Spanyol, Tiongkok, dan negara lainnya yang dengan cepat merespon menolak rencana Trump itu. Penolakan itu adalah wujud dari komitmen global terhadap perdamaian dunia. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tabligh Akbar Pesantren Al-Fatah Angkat Tema Peningkatan Literasi Umat di Era Digital