Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AWG Lampung Gelar Nobar Film Dokumenter Pengungsi Suriah

Nur Hadis - Senin, 21 November 2016 - 23:52 WIB

Senin, 21 November 2016 - 23:52 WIB

397 Views

Bandar Lampung, 21 Shafar 1437 H/21 November 2016 (MINA) – Aqsa Working Group (AWG) Biro Lampung menggelar nonton bareng (nobar) film dokumenter terkait Suriah di aula kampus Shuffah Al-Qur’an Abdullah Bin Mas’ud (SQABM), Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Senin, (21/11) malam.

Ketua AWG Biro Lampung, Rustam Efendi kepada MINA mengatakan nobar ini bertujuan memberikan bahan informasi bagi para relawan yang sampai saat ini terus menggalang dana bagi pengungsi Suriah.

“Di tempat kita menggalang dana tentu banyak pertanyaan dari masyarakat terkait Suriah, karena itu perlu diadakan acara nobar ini. Harapannya, agar para relawan punya pemahaman yang sama atas apa yang terjadi di Suriah, dan punya alasan yang jelas kenapa kita harus membantu warga Suriah,” katanya.

Relawan AWG Peduli Pengungsi Suriah ini terdiri dari Syubban (Pemuda-red) dan Fatayat (Pemudi-red) Jamaah Muslimin (Hizbullah), mahasiswa, juga Anggota Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Hizbullah (FKMH) Lampung.

Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Sosialisasi AWG Pusat, Hadi Sumarsono memaparkan betapa dampak perang berkepanjangan itu sangat dirasakan rakyat Suriah sehingga mereka harus mengungsi ke negara tetangga.

“Banyak warga Suriah yang harus  mengungsi, mencari tempat yang aman melalui jalur darat dan laut, meskipun sudah sampai Turki, tapi banyak dari pengungsi lebih memilih Eropa sebagai tempat mengungsi,” katanya.

Menurutnya, mereka lebih memilih Eropa sebagai tempat mengungsi, meskipun tidak ada jaminan masa depan bagi mereka untuk tetap bertahan di negara-negara Eropa tersebut.

“Pengungsi banyak ke Jerman, sebab warga dan pemerintah di negara itu menyambut baik mereka, memberikan fasilitas lebih daripada negara lain, tempat tidur, tempat tinggal dan kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan

Atas dasar itulah ia mengajak para relawan untuk terus semangat membantu para pengungsi yang sampai saat ini masih berada di beberapa negara tetangga Suriah.

“Kita tidak masuk ke ranah peperangannya, yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana korban warga Suriah yang harus mengungsi keluar dari negaranya,” ujarnya.

Hadi juga mengungkapkan sebaran pengungsi ke negara-negara sekitar Suriah seperti ke Turki yang paling banyak menampung pengungsi sejumlah 2,7 juta, Lebanon sebanyak 1 juta, Yordania 600 ribu, dan Iraq sebanyak 225 ribu.

Konflik Suriah sejak 2011 telah menelan korban tewas lebih dari 470.000 serta jutaan lainnya menjadi pengungsi. Pengungsi terbanyak ke Turki, dan lainnya ke negara-negara tetangga serta ke beberapa negara di kawasan Eropa.

Baca Juga: Menteri Yusril Sebut ada Tiga Negara Minta Transfer Napi

Lebih dari saru juta orang melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Timur Tengah, Afrika, dan tempat lain di luar Eropa tahun lalu. Pada 2015 pengungsi Suriah menduduki 28 persen pendatang dari jumlah total, menurut badan pengungsi PBB UNHCR.(L/sfh/K08/R02).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: ICMI Punya Ruang Bentuk Kader-kader Indonesia Emas 2045 

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Indonesia
Indonesia
Indonesia