Bekasi, MINA – Aqsa Working Group (AWG) menyampaikan pernyataan sikap tegas menanggapi pernyataan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang menyebut bahwa Indonesia akan mengakui negara “Israel” jika Palestina merdeka.
Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat bertemu Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Rabu (28/5) di Jakarta.
Dalam siaran pers yang diterima MINA pada Rabu (28/5), AWG menilai bahwa pernyataan tersebut berpotensi disalahpahami dan menyakiti nurani publik, khususnya umat Islam dan para pendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.
AWG menekankan bahwa menyatakan kesiapan mengakui “Israel” apalagi dalam situasi saat ini adalah pernyataan yang tidak perlu.
Baca Juga: Serangan Masih Gencar di Gaza, ICMI Serukan Dunia Bersatu Hentikan Genosida
“Ini bisa dimanfaatkan oleh pihak pro-Zionis sebagai legitimasi atas eksistensi entitas penjajah, padahal penderitaan rakyat Palestina masih terus berlangsung,” Ketua Presidium AWG, M. Anshorullah.
AWG menegaskan bahwa pernyataan itu hanya akan memberikan ruang terhadap entitas penjajah, sementara agresi militer, penjajahan, dan pembantaian terhadap rakyat Palestina belum berhenti.
Dalam pernyataan sikapnya, AWG menegaskan bahwa kemerdekaan Palestina bukan sekadar simbol atau administratif, tetapi harus menyeluruh dan mencakup kedaulatan dari Sungai Yordan hingga Laut Tengah. Ini termasuk pembebasan penuh Yerusalem sebagai ibu kota Palestina, hak kembali bagi para pengungsi, restitusi terhadap harta benda rakyat Palestina, serta pengadilan terhadap para pelaku kejahatan kemanusiaan.
“Penyandingan kemerdekaan Palestina dengan pengakuan terhadap Israel adalah narasi yang mengaburkan makna keadilan yang sejati,” ujar Anshorullah.
Baca Juga: Macron Apresiasi Peran Aktif Indonesia dalam Perdamaian Global
AWG menilai bahwa bahkan pernyataan pengakuan bersyarat terhadap “Israel” merupakan bentuk kompromi terhadap sejarah panjang penjajahan dan pelanggaran hak asasi manusia oleh entitas Zionis.
“Ini bukan sekadar urusan diplomasi, tetapi soal moral dan akhlak kemanusiaan. Mengakui penjajah berarti menginjak-injak nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan,” lanjutnya.
AWG mendesak Presiden Prabowo untuk segera memberikan klarifikasi atas pernyataan tersebut dan menegaskan kembali bahwa Indonesia konsisten menolak segala bentuk penjajahan, termasuk penjajahan oleh entitas Zionis “Israel.”
“Kami meminta Presiden RI menegaskan bahwa Indonesia tidak akan pernah mengakui eksistensi negara penjajah, dan bahwa Palestina harus merdeka sepenuhnya,” kata Anshorullah.
Baca Juga: Pertemuan Prabowo dan Macron, MUI Serukan Hentikan Penjajahan di Palestina
Sebagai penutup, AWG menyerukan kepada seluruh umat Islam dan elemen bangsa Indonesia untuk terus istiqamah dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina dan pembebasan Masjid Al-Aqsa.
“Tidak akan pernah ada damai di tanah yang dijajah, dan tidak akan ada pengakuan bagi mereka yang merampas dengan darah dan senjata,” pungkas AWG.
Presiden Prabowo Subianto menyatakan akan mengakui “Israel” jika mereka memberi pengakuan kepada Palestina sebagai negara berdaulat. Prabowo juga mengatakan pemerintah Indonesia siap jamin keamanan “Israel” setelah mengakui Palestina sebagai negara merdeka.
Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo saat joint statement bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Merdeka, Jakarta, 28 Mei 2025. Prabowo mengatakan two state solution adalah satu-satunya jalan bagi kemerdekaan Palestina.
Baca Juga: UIN Ar-Raniry akan Dijadikan Nama Ruangan di RSIA Gaza
“Begitu negara Palestina diakui oleh Israel, Indonesia siap untuk mengakui Israel dan kami siap untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel,” kata Prabowo.
Prabowo menegaskan pemerintahannya siap menjamin hak “Israel” untuk berdiri sebagai negara berdaulat apabila Palestina merdeka. Ia juga mengatakan “Israel” akan diperhatikan dan dijamin keamanannya.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dr. Sarbini Abdul Murad: Mengakui Negara Israel Bertentangan dengan UUD 1945