Jakarta, MINA – Lembaga kemanusiaan kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG) mengutuk keras serangan brutal aparat Zionis Israel terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa, Kota Al-Quds (Yerusalem), Palestina.
Menurut Ketua Presidium AWG, M. Anshorullah, serangan tersebut benar-benar keterlaluan dan melampau batas.
Dalam keterangan pers yang diterima MINA, Jumat (6/5). ia menekankan, berbagai serangan dan pelanggaran yang dilakukan di Al-Aqsa menunjukkan Zionis Israel adalah rezim apartheid rasis ilegal dan anti perdamaian.
“Tidak ada kedzaliman yang lebih besar selain menghalang-halangi orang beribadah di masjid, sebagaimana dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 114. Itu membuktikan bahwa mereka sama sekali tidak memiliki komitmen membangun perdamaian di Al-Quds, kawasan simbol perdamaian dunia,” tegas Anshorullah.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
“Semakin jelas, tujuan mereka ingin menghancurkan Masjid Al-Aqsa dan mewujudkan ilusi rezim Zionis dalam bentuk negara apartheid Yahudi yang rasis,” tegasnya lagi.
Pernyataan AWG tersebut dikeluarkan menanggapi peningkatan eskalasi dan provokasi rezim Zionis Israel di Palestina, dalam menandai tanggal 14 Mei 2022, sebagai hari perayaan deklarasi apa yang diklaim sebagai kemerdekaan Israel ke-74.
Tentara Israel kembali menyerang Masjid Al-Aqsa, Kamis (5/5) pagi waktu Al-Quds. Mereka melukai dan menangkapi ratusan jamaah di masjid mulia itu. Orang tua, anak-anak, dan perempuan tidak luput dari kedzaliman Zionis.
Hal tersebut mereka lakukan untuk memfasilitasi lebih dari 700 ekstrimis Yahudi melakukan ritual dan parade provokatif di dalam kompleks Al-Aqsa.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Ekstrimis Yahudi Pemukim ilegal juga menyerukan pengibaran bendera bintang David di Al-Aqsa dan masjid lainnya seperti Masjid Ibrahimi di Al-Khalil, Hebron, selatan Tepi Barat.
Anshorullah juga menyatakan, perayaan deklarasi dari apa yang diklaim sebagai kemerdekaan Israel pada 14 Mei 1948 adalah ilusi dan tidak pernah mendapatkan pengakuan mutlak penduduk bumi.
“Berbeda dengan negara-negara lainnya. Bahkan sampai hari ini tidak kurang dari 30 negara anggota PBB, menentang entitas Israel sebagai negara berdaulat. Sedangkan 147 dari 193 anggota PBB mengakui Palestina sebagai negara berdaulat,” ujarnya.
Ketua Presidium AWG mengatakan, Zionis Israel dengan seluruh makarnya, sampai hari ini gagal menduduki secara sepenuhnya tanah Palestina setelah tidak kurang dari 100 tahun mereka menjajah.
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
Menurutnya, perjuangan gigih rakyat Palestina mempertahankan Masjid Al Aqsa dan tanah Palestina dilandasi iman tidak pernah berhasil dipadamkan, atas izin Allah Ta’ala.
Selain itu, perlawanan dari komunitas global dengan berbagai latar belakang ideologi dan kepercayaan bermunculan, progresif. Bahkan di negara-negara sekutu Zionis Israel.
AWG juga menyatakan, Al-Aqsa adalah komplek ibadah yang seharusnya dihormati dan dilindungi, sebagaimana Islam juga memerintahkan untuk melindungi tempat ibadah agama lain (QS. Al Hajj 40). Oleh karenanya, tanggung jawab mempertahankan Al-Aqsa bukan hanya menjadi kewajiban warga Palestina, melainkan seluruh umat Islam. Bahkan umat manusia atas nama kemanusiaan.
“Aqsa Working Group, bersama semua orang dan kelompok yang pro kemanusiaan dan anti penjajahan akan terus menentang kedzaliman Zionis Israel atas Masjid Al Aqsa dan Palestina, sampai Al Aqsa kembali ke pangkuan umat Islam dan Palestina merdeka,” kata Anshorullah.
Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel
Selain itu, AWG menuntut Amerika, Eropa, dan semua sekutunya untuk berhenti bersikap hipokrit; menghukum keras invasi Rusia terhadap Ukraina tetapi membisu terhadap penjajahan Zionis Israel di Palestina, bahkan menjadi sponsor atas penjajahan itu.
“Kedudukan Al -qsa amat tinggi bagi umat Islam sedunia. Oleh karena itu, diserukan kepada umat Islam untuk merespon serangan ini dan seluruh makar Zionis Israel atas Palestina dengan terus memberikan dukungan untuk usaha-usaha pembebasan Al Aqsa dari tangan Zionis Israel,” kata Anshorullah.
Dia juga menyampaikan, persatuan umat Islam sedunia dan tidak berpecah-belah adalah kunci pembebasan Masjid Al Aqsa dan Palestina (QS. Ali Imran 103).
Untuk itu, Aqsa Working Group menyerukan agar umat Islam di seluruh dunia dan komunitas internasional, OKI, negara-negara Arab, termasuk pemerintah Indonesia, segera bertindak, melakukan aksi yang benar-benar nyata dan konkret, memaksa Zionis Israel bersama pemukim ekstrimis Yahudi mengakhiri penjajahannya atas Palestina dan menodai situs-situs suci keagamaan di sana.
Baca Juga: [POPULER MINA] Perintah Penangkapan Netanyahu dan Layanan di Semua RS Gaza Berhenti
Khusus kepada Kerajaan Yordania, lanjut dia, selaku pemegang hak wakaf atas Masjid Al-Aqsa, diserukan untuk melaksanakan amanah wakaf ini sebaik-baiknya. Yaitu melakukan berbagai upaya konkret melindungi kesucian Al-Aqsa dan mencegah kedzaliman Zionis Israel atasnya. Karena amanah wakaf atas Masjid Al-Aqsa, sejatinya adalah merupakan kemuliaan dan kehormatan yang dianugerahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Anshorullah menambahkan, bagi semua pihak di mana saja, khususnya di Indonesia yang mendukung atau bersimpati kepada Zionis, pada hakikatnya adalah mendukung ketidakadilan, pelanggaran HAM, dan melawan UUD 1945 yang secara tegas menentang adanya penjajahan di muka bumi.
“Kepada rakyat Palestina diserukan agar tabah-sabar dan terus menggelorakan perlawanan terhadap Zionis Israel. Tetapi haruslah disadari bahwa perlawanan itu hanya akan berhasil jika semua komponen bersatu padu untuk terwujudnya persatuan nasional. Perselisihan apalagi perpecahan internal hanya akan melanggengkan pendudukan Zionis Israel di Al Aqsa dan Palestina,” pungkasnya.(L/R1/P1)
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Mi’raj News Agency (MINA)