Kuwait City, 13 Jumadil Awwal 1436/4 Maret 2015 (MINA) – Ayah Mohammed Emwazi mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Rabu (4/3), tidak ada bukti anaknya adalah “Jihad John”, algojo kelompok perjuangan Islamic State atau ISIS.
Dia juga menegaskan, ada sejumlah “desas-desus palsu” yang beredar dalam pemberitaan mengenai anaknya, Nahar Net melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Tidak ada yang membuktikan apa yang beredar di media, khususnya melalui video klip dan rekaman, terdakwa adalah anak saya Mohammed, yang disebut sebagai terduga algojo dari Daesh (Islamic State),” kata Jassem Emwazi kepada koran Kuwait, Al-Qabas.
Harian itu mengatakan, krunya berbicara dengan Jassem di Kuwait, di sebuah lokasi rahasia dalam wawancara pertama dengan media, menyusul tuduhan bahwa anaknya adalah Jihad John yang membunuh beberapa sandera Barat, terutama sandera dari Amerika Serikat.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Saya berpesan kepada masyarakat Kuwait, banyak rumor palsu,” katanya kepada harian itu.
“Karena saya merasa sebagian orang percaya itu, saya telah menugaskan seorang pengacara untuk membela saya dan untuk membuktikan apa yang diberitakan tidak benar,” katanya.
Pernyataan tentang ibu Emwazi yang mengenali suara anaknya dalam video eksekusi ISIS, mereka cabut kembali.
Pengacara orang tua Mohammed Emwazi, Salem Al-Hashash mengatakan, dia akan menuntut secara hukum untuk melawan orang-orang yang membuat tuduhan terhadap Emwazi (26) dan keluarganya.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Hashash mengatakan, kliennya diinterogasi oleh Kementerian Dalam Negeri Kuwait selama tiga jam dan dibebaskan karena tidak ada kecurigaan tentangnya.
Hashash juga mengungkapkan, seorang pengacara telah ditunjuk di Inggris untuk membela anggota keluarga di sana.
Terduga Mohammed Emwazi sebagai algojo ISIS, lahir di Kuwait dari keluarga Irak yang kehilangan kewarganegaraannya. Orang tuanya pindah ke Inggris 1993 setelah harapan mereka mendapatkan kewarganegaraan Kuwait gagal.
Menurut harian Al-Qabas, Mohammed Emwazi mengunjungi Kuwait beberapa kali, terakhir kali antara 18 Januari dan 26 April 2010.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Setahun kemudian, ia ditolak masuk ke Kuwait setelah namanya muncul dalam penyelidikan serangan di Inggris.
Media dan ahli telah mengidentifikasi Emwazi sebagai anggota kelompok pejuang ISIS dan diyakini bertanggung jawab atas pemancungan setidaknya lima orang sandera Barat. (T/P001/r11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon