Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayah sebagai Teladan: Menginspirasi Generasi Berikutnya

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - 35 detik yang lalu

35 detik yang lalu

0 Views

Ayah adalah teladan (foto: ig)

Dalam Islam, ayah memiliki kedudukan penting sebagai pemimpin keluarga. Allah Ta’ala berfirman, “Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita…” (Qs. An-Nisa: 34). Ayah tidak hanya bertanggung jawab dalam aspek ekonomi, tetapi juga spiritual, moral, dan sosial dalam keluarga. Kepemimpinan ayah mencakup memberi arahan, pembinaan, dan perlindungan terhadap keluarganya.

Teladan adalah bentuk dakwah paling kuat dalam pendidikan keluarga. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ayah yang konsisten dalam ibadah, jujur dalam pekerjaan, serta adil dalam keputusan akan memberi inspirasi kuat kepada anak-anaknya.

Anak-anak belajar lebih efektif melalui pengamatan daripada perintah. Sebuah penelitian dalam psikologi perkembangan menunjukkan bahwa perilaku anak banyak meniru figur yang dikagumi dan dominan dalam rumah tangga. Maka, ketika ayah menjadi pribadi yang santun, penyabar, dan rajin, karakter tersebut lebih mudah terbentuk pada anak.

Seorang ayah yang memiliki hubungan erat dengan Allah—dalam shalat, dzikir, dan amal saleh—akan menciptakan suasana rumah tangga yang religius. Qs. At-Tahrim: 6 menekankan, “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” Menjadi pemimpin spiritual berarti ayah harus mendidik dan membimbing keluarganya ke jalan Allah.

Baca Juga: Sejarah Masjid Al-Aqsa: Kiblat Pertama Umat Islam

Anak-anak membutuhkan figur otoritatif yang stabil dalam nilai-nilai. Jika seorang ayah bersikap adil, jujur, dan berprinsip, anak akan belajar bahwa integritas adalah hal yang tidak bisa ditawar. Ketegasan yang disertai kasih sayang membentuk kepribadian anak yang seimbang secara emosi dan moral.

Peran ayah sangat penting dalam membentuk identitas gender yang sehat. Bagi anak laki-laki, ayah menjadi model kelelakian yang bertanggung jawab. Bagi anak perempuan, ayah menjadi representasi pria yang menghargai dan melindungi. Hubungan sehat antara ayah dan anak perempuannya sangat berpengaruh terhadap kepercayaan diri dan harga diri anak.

Ayah yang bertanggung jawab akan mengajarkan pentingnya menunaikan amanah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik kepada Allah daripada seseorang yang meninggalkan tanggung jawab terhadap keluarganya.” (HR. Al-Hakim). Ketika ayah bekerja keras, menjaga kejujuran, dan tidak lari dari kewajiban, anak akan menjadikannya panutan.

Dalam Qs. Luqman, kita menemukan kisah ayah yang bijak menasihati anaknya: “Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah…” (QS. Luqman: 13). Ayah harus menjadi tempat bertanya, curhat, dan bimbingan. Kehadiran ayah dalam diskusi keluarga menguatkan ikatan emosional dan memberi arah hidup anak-anak.

Baca Juga: Peran Media dalam Mengungkap Konflik Palestina

Kehadiran fisik dan emosional seorang ayah sangat penting. Ayah yang hanya hadir secara finansial namun absen secara emosional, akan menyisakan ruang kosong dalam jiwa anak. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam selalu hadir dalam kehidupan anak-anak dan cucunya, bermain dan bercanda dengan mereka, tanpa kehilangan wibawa.

Kasih sayang adalah landasan utama dalam hubungan ayah dan anak. Dalam hadis riwayat Abu Dawud, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mencium cucunya Hasan, dan saat itu seorang sahabat berkata, “Aku punya sepuluh anak dan belum pernah mencium satu pun.” Rasul menjawab, “Barangsiapa yang tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi.” Kasih sayang adalah kekuatan pengasuhan.

Ayah yang berperan aktif dalam pendidikan agama anak akan melahirkan generasi yang siap meneruskan risalah Islam. Seorang ayah yang membimbing anak menjadi penghafal Al-Qur’an, penuntut ilmu, atau pelaku dakwah, sejatinya sedang membangun jembatan amal jariyah yang terus mengalir hingga akhirat.

Keluarga tidak luput dari konflik. Ayah yang mampu mengelola emosi, menyelesaikan masalah dengan bijak, dan mendahulukan musyawarah akan menjadi contoh bagaimana menghadapi ujian hidup. Anak-anak yang melihat penyelesaian masalah secara Islami akan meniru cara yang sama dalam hidup mereka kelak.

Baca Juga: Mempertahankan Kefitrahan Manusia

Ayah bukan hanya kepala rumah tangga, tapi juga pilar peradaban. Dari rumah yang dipimpin ayah teladan, akan lahir generasi yang kuat, jujur, dan berakhlak mulia. Masyarakat yang baik dibangun oleh keluarga yang baik. Maka, investasi terbaik seorang ayah adalah menjadi teladan, karena dari teladan itulah akan lahir generasi penerus yang membanggakan di dunia dan akhirat.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: 10 Sebab Kenapa Amerika Sering Bantu Israel

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Dunia Islam