Al-Quds, MINA – Pengadilan Militer Israel menjatuhi hukuman lima hari penjara pada seorang warga Palestina, Omar Barghouti (66 tahun) bersama putranya, pada Kamis (27/12).
Ia ditahan sejak 12 Desember beberapa jam setelah tentara Israel menembak putranya, Saleh di Ramalah.
Omar yang berasal dari desa Kobar Tepi Barat, utara Ramallah ditahan di penjara Compound Rusia yang terkenal di Yerusalem Barat dalam kondisi memburuk karena baru menjalani operasi jantung dan penderita sakit diabetes, demikian pernyataan Masyarakat Penjara Palestina (PPS) disiarkan WAFA yang dikutip MINA.
Sementaraitu pengadilan menyatakan bahwa Saleh Barghouti tidak terbukti melakukan penyerangan terhadap tentara Israel namun Israel juga menuduhnya terlibat dalam serangan penembakan di Tepi Barat yang melukai tujuh pemukim Israel .
PPS melaporkan Omar Barghouti telah menghabiskan 26 tahun di penjara Israel, sebab menolak pendudukan Israel yang ia jalani sebagai tahanan administratif tanpa dakwaan atau persidangan, hanya berdasar “bukti rahasia”. Sebagamana banyak penahanan yang dialukan Israel terhadap pejuang Palestina.
Omarmengalami serangan jantung dan menjalani penyembuhan paska operasi. Ia juga penderita diabetes karena mengonsumsi 12 jenis obat-obatan.
Namun, dia ditempatkan di sel kecil dan dingin di penjara Compound Rusia dan dipaksa untuk tidur di tanah yang dingin. Saudara laki-laki Omar Barghouti, Nael Barghouti, telah dipenjara selama 39 tahun. (T/R03/P1)
Baca Juga: Kisah Muchdir, Rela Tak Kuliah Demi Merintis Kampung Muhajirun
Mi’raj News Agency (MINA)