Oleh Imaam Yakhsyallah Mansur
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ (الصف [٦١]: ٨)
Baca Juga: Ketika Rumah Tangga Mulai Retak, Ada Hati yang Masih Ingin Berjuang
“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir membencinya.” (QS. As-Shaf [61]: 8)
Imam Al-Qurṭubī Rahimahullah dalam kitabnya Al-Jāmi‘ li Aḥkāmil Qur’ān menjelaskan, ayat di atas turun sebagai peringatan bagi kaum Kafir Quraisy Makkah atas kerasnya penentangan mereka kepada Islam, sekaligus sebagai hiburan bagi Rasulullah ﷺ bahwa dakwahnya pasti akan sukses.
Orang-orang Kafir Quraisy terus berusaha memadamkan cahaya Islam melalui berbagai cara: menebar fitnah, menyebarkan tuduhan palsu, dan memutarbalikkan kebenaran dengan kata-kata mereka. Namun Allah Ta’ala menegaskan bahwa cahaya-Nya, yakni agama Islam dan syariat-syariat-Nya tidak akan pernah padam oleh tipu daya mereka.
Beliau menjelaskan, ayat ini tidak hanya berbicara tentang kaum musyrik pada masa Rasulullah ﷺ saja, tetapi juga mencakup setiap golongan dan generasi yang berusaha memadamkan cahaya Islam di sepanjang zaman.
Baca Juga: Jahannam Tidak Butuh Penghuni, Tapi Manusia Sendirilah yang Memilihnya
Setiap upaya untuk menutupi kebenaran dengan kebohongan akan berakhir dengan kehancuran, sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri telah menjamin bahwa cahaya-Nya akan terus bersinar, tidak akan perdah bisa dipadamkan.
Ayat di atas adalah janji ilahi bahwa para pejuang kebenaran akan selalu ditolong dan dimenangkan oleh Allah Ta’ala, sekalipun seluruh kekuatan dunia bersekongkol untuk menghalang-halangi dan menghancurkannya.
Kata لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ (mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah) berarti berbagai usaha dari kaum kafir untuk menutup-nutupi atau menghapus syariat Islam melalui propaganda, kebohongan, dan fitnah. Namun Allah menegaskan dengan kalimat وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ (tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya), yakni Allah pasti menyempurnakan cahaya agama-Nya dengan mengangkat kalimat tauhid, memenagkan hujjah para pejuang kebenaran dan memuliakan mereka di didi-Nya.
Sementara Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan, bahwa orang yang berusaha memadamkan cahaya Allah itu seperti sedang berusaha memadamkan cahaya matahari dengan mulutnya hingga nafasnya habis, sementara cahaya matahari tetap bersinar.
Baca Juga: Nabi Sulaiman Alaihi Salam Raja Muslim Terbesar Sepanjang Masa
Sayyid Quthb Rahimahullah dalam kitab Fi Zhilalil Qur’an menulis, “Kegelapan tidak mampu menghilangkan cahaya, justru ia semakin menegaskan perbedaan antara gelap dan terang, antara hak dan batil.” Ini adalah ayat-ayat yang terus berlaku di sepanjang masa.
Ayat-ayat kauniyah adalah tanda-tanda kebesaran Allah yang terdapat pada alam semesta peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia, baik berupa fenomena alam, peristiwa sosial, maupun sejarah umat manusia akan menjadi penguat bagi ayat-ayat qouliyah (firman Allah) yang termaktub dalam Al-Qur’an.
Bukti-bukti Kemenangan Rakyat Palestina di Gaza
Rakyat Palestina di Gaza terus menunjukkan ketegaran dan kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi agresi Zionis Israel. Meski menghadapi serangan udara, blokade ekonomi, dan berbagai bentuk tekanan, para pejuang tetap bertahan di garis depan, menjaga tanah air mereka dengan keberanian. Keteguhan mereka menjadi simbol perlawanan yang tidak hanya dalam aspek fisik, tetapi juga moral dan spiritual.
Baca Juga: Ekopedagogi Islam, Belajar dari Alam yang Tergenang
Perjuangan rakyat Gaza tidak hanya membangkitkan semangat juang di dalam negeri, tetapi juga menggerakkan solidaritas global. Demonstrasi besar, penggalangan dana, dan kampanye bantuan kemanusiaan muncul di berbagai negara, mulai dari Indonesia, Mesir, Turki hingga berbagai negara di Eropa dan Amerika.
Solidaritas ini menjadi bukti nyata bahwa perlawanan rakyat Palestina telah meraih kemenangan moral. Hal itu ditandai dengan semakin menguatkan suara solidaritas global mendukung perjuangan bangsa Palestina dan mengutuk kebiadaban Zionis terhadap rakyat Gaza.
Suara dunia yang bersatu menentang penindasan menunjukkan bahwa keteguhan rakyat Palestina mampu menggerakkan hati nurani manusia di seluruh penjuru dunia, sekaligus menghancurkan propaganda yang selama ini mencoba menutup-nutupi kejahatan Zionis.
Beberapa tokoh internasional yang menyaksikan keteguhan rakyat Gaza bahkan memutuskan masuk Islam. Di antaranya, jurnalis Prancis, Marc Dubois, yang sejak liputannya di Gaza merasa terinspirasi oleh keberanian anak-anak dan keluarga yang tetap belajar Al-Qur’an di tengah reruntuhan.
Begitu pula Anna Schmidt dari Jerman, seorang relawan kemanusiaan yang terpukau oleh semangat pejuang muda Palestina hingga ia memutuskan memeluk Islam sebagai wujud pengakuan terhadap keteguhan iman mereka.
Baca Juga: Nabi Daud Alaihi Salam, Utusan Allah dan Raja Muslim
Kemenangan Gaza juga terbukti melalui daya tahan rakyat sipil yang tetap mempertahankan kehidupan sehari-hari meski dalam kondisi perang. Anak-anak tetap belajar, rumah sakit darurat terus beroperasi, dan pasar lokal tetap berjalan. Ketahanan sosial ini membuktikan bahwa kemenangan bukan hanya soal senjata, tetapi juga kemampuan menjaga martabat dan hak hidup sebagai bangsa yang ingin merdeka.
Selain itu, bukti kejahatan Zionis Israel terhadap warga Gaza telah disiarkan secara luas melalui berbagai media internasional dan media sosial. Berbagai berita, artikel dan video tentang pengeboman sekolah, rumah sakit, dan pusat komunitas, serta laporan saksi mata dari lapangan, menegaskan tindakan agresi dan genosida Zionis Israel di Gaza sama sekali tidak dapat dibenarkan.
Postingan-postingan di media sosial milik para aktifis dan warga sipil telah menjadi alat ampuh untuk menghancurkan propaganda Zionis, sehingga dunia mengetahui fakta sebenarnya tentang penderitaan rakyat Palestina.
Para pejuang Palestina juga menunjukkan strategi perlawanan yang cerdas. Meski menghadapi kekuatan militer yang jauh lebih besar, mereka berhasil mempertahankan wilayahnya. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa keberanian, keteguhan hati, dan solidaritas rakyat Palestina bisa menandingi superioritas teknologi musuh.
Baca Juga: Masjidil Aqsa Selalu di Hati Orang Beriman
Dampak dari keteguhan ini pun terasa secara global. Laporan-laporan internasional mengungkapkan bahwa opini publik mulai mendukung hak-hak Palestina, dan tekanan diplomatik terhadap Israel semakin menguat. Semua ini merupakan bukti kemenangan moral dan diplomatik rakyat Gaza yang berhasil membuka mata dunia tentang genosida dan penjajahan yang mereka alami.
Cahaya Islam di Gaza
Gaza menjadi salah satu tempat terwujudnya ayat-ayat kauniyah, yakni berupa peristiwa sosial yang terjadi, menjadi bukti-bukti kebenaran ayat di atas (QS. As-Shaf [61]: 8). Bukti itu berupa Zionis Yahudi dan sekutu-sekutunya berusaha memadamkan cahaya Allah di bumi Palestina melalui propaganda, penjajahan, blokade dan bahkan dengan aksi genosida. Namun, setiap kali mereka berupaya melakukan agresinya, “cahaya” itu justru semakin terang dari Gaza.
Kekuasaan Allah Ta’ala berupa ketabahan dan kesabaran warga Gaza melampaui batas-batas manusiawi, keberanian yang tak dapat dijelaskan dengan logika manusia semata dan kegagalan Zionis mengalahkan kekuatan perlawanan rakyat Palestina di Gaza.
Baca Juga: Solusi Dua Negara (Palestina-Israel) dalam Prespektif Sejarah
Deretan serangan brutal Zionis yang ingin memusnahkan rakyat Gaza, menghilangkan budaya dan identitas masyarakatnya dan menghancurkan para pejuang-pejuangnya ternyata gagal mencapai tujuannya.
Serangan itu hanya mampu membunuh warga tak berdosa, menghancurkan bangunan fisik dan infrastrukturnya saja, tetapi ridak mampu memadamkan semangat hidup dan ghirah perlawanan masyarakat Gaza.
Dari reruntuhan gedung-gedung dan bangunan, muncul anak-anak yang menghafal Al-Qur’an. Dari puing-puing sekolah yang berserakan, bangkit para mujahid yang tak gentar melawan penjajahan. Dari rumah sakit yang hancur, lahir semangat kemanusiaan yang menggugah dunia, menggetarkan hati orang-orang yang memiliki nurani, kemudian mereka tergerak dan melakukan aksi nyata sebagai bentuk solidaritas melawan penjajahan.
Mereka menegakkan shalat dan senantiasa bersyukur di tengah berbagai keterbatasan. Dari tenda-tenda pengungsian yang diterangi cahaya lilin, mereka memanjatkan doa agar tetap teguh menjaga martabat dan tanah airnya. Di tengah dentuman bom dan langit yang dipenuhi asap, mereka tetap mengajarkan anak-anaknya tentang sabar, tawakal, dan cinta kepada Al-Qur’an.
Baca Juga: Keluarga Sakinah, Tenang Bersama di Tengah Cobaan
Keteguhan itulah yang menjadikan rakyat Palestina bukan sekadar simbol perjuangan, tetapi teladan ketegaran serta menjadi bukti kebenaran ayat di atas. Ketika para pemimpin dunia diam seribu bahasa melihat penderitaan mereka, justru cahaya iman dan keberanian warga Gaza semakin terang memancar, menerangi hati umat manusia di seluruh penjuru dunia.
Kota Gaza bukan hanya menjadi wilayah perlawanan, tetapi telah menjadi manifestasi ayat-ayat Allah Ta’ala yang hidup pada zaman modern saat ini. Di sana kita melihat bagaimana Allah Ta’ala menolong orang-orang yang sabar dan pantang menyerah dengan keadaan.
Tokoh perlawanan rakyat Palestina Syaikh Ahmad Yasin Rahimahullah menegaskan, bahwa perjuangan rakyat Palestina akan terus berlanjut hingga mendapatkan kemenangan, atau meninggal dalam keadaan menjadi syuhada (pahlawan).
Inspirasi Syaikh Ahmad Yasin Rahimahullah menurun kepada muridnya, As-Syahid Ismail Haniyeh. Dalam salah satu pidatonya yang fenomenal, ia mengatakan, “Kami tidak hanya mempertahankan tanah, tetapi mempertahankan aqidah. Karena itu kami tidak takut kepada bom, tapi hanya kepada Allah Yang mengatur segala urusan.”
Baca Juga: Antara Perjanjian Hudaibiyah dan Gencatan Senjata di Gaza
Bahkan beberapa tokoh non-Muslim pun mengakui keteguhan rakyat Gaza. Tokoh anti-apartheid Afrika Selatan, Desmond Tutu pernah mengatakan: “Apa yang dilakukan Israel terhadap rakyat Gaza lebih kejam daripada yang dilakukan rezim apartheid terhadap kami. Namun, saya melihat di Gaza ada sesuatu yang tidak dapat dimusnahkan, yaitu jiwa dan iman mereka.”
Keteguhan rakyat Gaza tidak lahir dalam ruang kosong, tetapi tumbuh dari keyakinan mendalam bahwa perjuangan mereka berada di bawah pengaturan Allah Ta’ala. Kehadiran nilai-nilai spiritual itu menjadi energi bagi rakyat Gaza untuk terus bertahan. Lebih dari itu, mereka yakin bahwa usaha Zionis Yahudi untuk memadamkan cahaya Allah Ta’ala pasti akan gagal. []
والله أعلمُ بالـصـواب
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdamaian di Gaza, Antara Asa dan Realita
















Mina Indonesia
Mina Arabic