Duisburg, MINA – Kumandang azan terdengar dari masjid di pusat Kota Duisburg, Jerman sebagai upaya tanda solidaritas untuk umat beragama yang pada masa krisis wabah corona (COVID-19) terhalang melaksanakan ibadah bersama-sama di masjid.
“Di Jerman, masjid-masjid ditutup. Banyak jamaah menyampaikan ke wali kota dan meminta untuk mendengar panggilan untuk berdoa selama waktu ini. Seperti di sini, Masjid Kocatepe (DITIB) di Hanover-Garbsen,” kata salah satu warga melalui akun Twitternya @Tarak_Bae, Sabtu (28/3).
Ia mengatakan, hal ini seperti yang disebut di sini oleh Walikota Mezquita Granada. Seperti di banyak tempat, alih-alih “Hayya ‘ala al-Salah” (datang untuk sholat), “Al-Salatu fi buyutikum” (shalat di rumah).
“Sebagai masyarakat, kita dapat dengan bangga melihat upaya komunitas masjid,” katanya.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Dalam upaya mencegah penyebaran wabah pandemi COVID-19 yang meluas, berbagai tempat ibadah menutup tempat peribadatan dan meminta mereka untuk beribadah di rumah. Sebagai bentuk solidaritas dalam melawan COVID-19 masjid dan gereja tetap melakukan panggilan untuk beribadah di rumah masing-masing.
Kumandang azan dan panggilan yang dilakukan gereja untuk beribadah di rumah telah dilakukan sejak Jumat 20 Maret. Setiap hari akan dikumandangkan seruan adzan pada jam 19.00 bersamaan dengan lonceng- gereja yang dibunyikan.
Masjid Pusat di Jalan Warbruckstr di kota Duisburg adalah masjid terbesar di daerah Ruhrgebiet (Sebuah area metropol di negara bagian NRW di Jerman).
Masjid itu dibangun oleh komunitas Turki Jerman dan mendapatkan dukungan dari Uni Eropa, masjid ini berarsitektur khas klasik budaya Turki zaman dahulu. (T/R6/P2)
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)