Baku, MINA – Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin, Selasa (10/11), menandatangani penghentian penuh operasi militer di wilayah pegunungan Nagorno-Karabakh, mulai Selasa tengah malam, waktu Moskow.
Berikut adalah teks lengkap dari perjanjian yang ditandatangani oleh ketiga pemimpin konflik Nagorno-Karabakh yang telah berlangsung selama puluhan tahun, yang kembali meletus pada 27 September 2020 antara Azerbaijan dan Armenia, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita OKI yang dikutip MINA, Rabu (11/11).
Kami, Presiden Republik Azerbaijan I. H. Aliyev, Perdana Menteri Republik Armenia N. V. Pashinyan dan Presiden Federasi Rusia V. V. Putin, menyatakan hal-hal berikut:
1. Gencatan senjata lengkap dan penghentian semua permusuhan di zona konflik Nagorno-Karabakh akan diberlakukan pada pukul 00:00 waktu Moskow pada 10 November 2020. Republik Azerbaijan dan Republik Armenia, selanjutnya disebut sebagai Para Pihak, harus berhenti di posisi mereka saat ini.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
2. Distrik Aghdam akan dikembalikan ke Republik Azerbaijan sebelum 20 November 2020.
3. Di sepanjang jalur kontak di Nagorno-Karabakh dan di sepanjang koridor Lachin, kontingen penjaga perdamaian Federasi Rusia akan dikerahkan dalam jumlah 1.960 personel militer dengan senjata kecil, 90 pengangkut personel lapis baja, serta 380 unit mobil dan peralatan khusus.
4. Kontingen penjaga perdamaian Federasi Rusia akan dikerahkan secara paralel dengan penarikan Angkatan Bersenjata Armenia. Jangka waktu tinggal kontingen penjaga perdamaian Federasi Rusia adalah lima tahun dan akan secara otomatis diperpanjang dengan periode lima tahun berikutnya jika tidak ada Pihak yang menyatakan enam bulan sebelum berakhirnya jangka waktu niatnya untuk menghentikan pelaksanaan ketentuan ini.
5. Untuk meningkatkan efektivitas kontrol atas implementasi kesepakatan oleh Para Pihak dalam konflik, sebuah pusat penjaga perdamaian harus dikerahkan untuk melakukan kontrol atas gencatan senjata tersebut.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
6. Republik Armenia akan mengembalikan distrik Kalbajar ke Republik Azerbaijan sebelum 15 November 2020 dan distrik Lachin sebelum 1 Desember 2020, dengan tetap mempertahankan koridor Lachin (dengan lebar 5 km), yang akan menghubungkan Nagorno-Karabakh dengan Armenia dan harus tidak mempengaruhi kota Shusha.
Dengan kesepakatan Para Pihak, rencana pembangunan rute baru di sepanjang koridor Lachin akan ditentukan dalam tiga tahun ke depan, menyediakan komunikasi antara Nagorno-Karabakh dan Armenia, dengan penempatan kembali kontingen penjaga perdamaian Rusia untuk melindungi rute ini. Republik Azerbaijan akan menjamin keamanan warga negara, kendaraan dan barang yang berjalan di sepanjang koridor Lachin di kedua arah.
7. Orang yang harus mengungsi dalam negeri sendiri atau Internally Displaced People (IDPs) dan pengungsi harus kembali ke wilayah Nagorno-Karabakh dan distrik sekitarnya di bawah kendali Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).
8. Pertukaran tawanan perang dan tahanan lainnya serta jenazah harus dilakukan.
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu
9. Semua jaringan ekonomi dan transportasi di wilayah tersebut harus dipulihkan. Republik Armenia menjamin keamanan jaringan transportasi antara wilayah barat Republik Azerbaijan dan Republik Otonomi Nakhchivan untuk mengatur pergerakan warga negara, kendaraan dan barang tanpa hambatan di kedua arah. Kontrol atas transportasi harus dilakukan oleh badan-badan Layanan Penjaga Perbatasan dari Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia.
Dengan persetujuan Para Pihak, pembangunan komunikasi transportasi baru yang menghubungkan Republik Otonomi Nakhchivan dengan wilayah barat Azerbaijan akan disediakan.
10 November 2020
Presiden Republik Azerbaijan
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Spanyol Protes Penanganan Banjir oleh Pemerintah
Perdana Menteri Republik Armenia
Presiden Federasi Rusia
(T/R1/P1)
Baca Juga: Oxford Union Menyatakan Rezim ‘Apartheid’ Israel Lakukan Genosida
Mi’raj News Agency (MINA)