Jakarta, 13 Muharram 1438/14 Oktober 2016 (MINA) – Guru Besar UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra mengatakan bahwa paham-paham ekstrem dan tindakan terorisme yang terjadi di seluruh dunia sama sekali tidak mewakili ajaran Islam.
“Di dalam Al-Quran, Islam dijelaskan sebagai ummatan wasathan, umat pertengahan, umat yang selalu menitikberatkan pada kerukunan dan kedamaian bagi sekelilingnya, umat yang mengajarkan bagaimana cara hidup berdampingan dengan penganut keyakinan lainnya,” kata Azyumardi saat Seminar Internasional Agama dan Kebudayaan di Auditorium Arifin Panigoro, Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Jakarta, Jumat (14/10).
Hadir pada kesempatan itu, Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof Jimly Ash-Shiddiqy, Utusan Presiden untuk Timur-Tengah dan OKI Alwi Shihab, Presiden Hartford Seminary School Heidi Hadsell dan ratusan peserta lainnya.
Azyumardi menegaskan bahwa kaum ekstrem di Indonesia yang ingin mengubah ideologi Pancasila menjadi ideologi yang berlandaskan Islam tidaklah tepat. Menurut dia, ideologi Pancasila tidak sama dengan sistem Islam.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H
“Meskipun Indonesia adalah salah satu rumah terbesar bagi umat Islam di dunia, namun sistem Islam tidak akan bisa diterapkan di negara Indonesia. Pancasila dan Islam memiliki kedudukan dan tempat yang berbeda. Islam hadir untuk seluruh alam, sementara ideologi Pancasila yang diusung negara Indonesia adalah sebuah ideologi yang ramah terhadap agama dan aliran kepercayaan di Indonesia,” katanya.
Azyumardi, yang juga cendekiawan muslim Indonesia itu menyayangkan menurunnya sikap pemerintah Indonesia dalam menginisiasi dialog antar-agama. Menurut dia, pemerintah harus segera membenahi perselisihan yang menyangkut isu sara.
“Presiden Jokowi pernah mengklaim bahwa Indonesia adalah negara terbesar di dunia dalam banyak hal. Namun yang disayangkan adalah Indonesia tidak memainkan perannya yaitu menyebarkan Islam wasathiyah. Pemerintah Indonesia masih menunggu undangan luar negeri ketimbang bersikap proaktif,” ujarnya. “Maaf bila harus mengkritik pemerintah Jokowi.”
Konferensi Internasional ini terselenggara atas kerjasama antara Universitas Al-Azhar Indonesia dengan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan akan berlangsung tanggal 14-22 Oktober 2016 di berbagai kota besar Indonesia seperti, Jakarta, Bogor dan Yogyakarta.
Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol
Pada konferensi ini, akan hadir pula komunitas dialog antaragama yang berkumpul di Hartford Seminary School, Amerika Serikat, yang merupakan unsur dari beberapa agama dan keyakinan yang ada di dunia seperti Islam, Yahudi, Kristen, Budha, Hindu dan lainnya. (L/P011/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Polisi Tangkap Satu DPO Kasus Judol, Uang Rp5 M Diamankan