Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badai di Beberapa Wilayah AS: Lebih dari 25 Orang Tewas, Ribuan Rumah Hancur

Widi Kusnadi Editor : Ali Farkhan Tsani - 2 menit yang lalu

2 menit yang lalu

0 Views

Ilustrasi badai angin kencang.(Foto: FB)

Missouri, MINA – Badai dahsyat yang melanda negara bagian Missouri, Kentucky, dan Virginia di Amerika Serikat (AS) telah menewaskan lebih dari 25 orang, merusak komunitas lokal, dan memutus aliran listrik hampir 200.000 warga.

Gubernur Kentucky, Andy Beshear melalui media sosial X Ahad (18/5) mengonfirmasi sedikitnya 18 orang tewas akibat badai pada Jumat malam. Sementara itu, pejabat setempat di Missouri melaporkan tujuh orang meninggal dunia akibat bencana tersebut. Di Virginia, dua orang juga tewas tertimpa pohon tumbang.

Jamie Burns (38), seorang warga yang tinggal di Missouri menggambarkan betapa dahsyatnya dampak badai tersebut. Ia terpaksa berlindung di ruang bawah tanah rumah saudara perempuannya saat angin kencang menghancurkan antara 100 hingga 200 rumah di wilayah itu.

Badai yang terjadi di wilayah tengah dan timur AS ini membawa angin kencang serta hujan lebat yang menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur, rumah-rumah warga, dan jaringan listrik. Pemadaman listrik terjadi secara masif dan memperparah kondisi darurat di beberapa daerah.

Baca Juga: Kapal AL Meksiko Tabrak Jembatan di AS, 19 Orang Terluka

Pihak berwenang setempat terus melakukan evakuasi dan memberikan bantuan darurat kepada warga terdampak. Selain itu, upaya pemulihan dan perbaikan infrastruktur juga sedang berjalan dengan prioritas utama pada penyediaan listrik dan kebutuhan dasar masyarakat. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Gempuran Israel Meningkat, RS Indonesia di Gaza Terpaksa Tutup

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Palestina
Seorang pria mengisi daya telepon seluler (ponsel) dengan panel surya di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 16 Januari 2024. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)
Kolom