Shenzhen, MINA – Badai raksasa Mangkhut menerjang beberapa Negara di Asia Tenggara dan Timur pada Sabtu (15/9) yang meninggalkan jejak kematian, kehancuran dan kerugian besar yang sangat signifikan.
Negara yang terdampak badai tersebut di antaranya adalah Hongkong, China, Macau dan Filipina.
“Kerugian ekonomi di Hong Kong dan di seluruh China bisa mencapai 50 miliar dolar, sedangkan Filipina 16 miliar hingga 20 miliar dolar yang mungkin bisa bertambah lagi,” kata Chuck Watson, peneliti bencana dari Enki Research Amerika Serikat.
Angka tersebut bisa bertambah lagi hingga setidaknya 100 miliar dolar setelah kerusakan sepenuhnya dianalisa lebih lanjut, demikian Asia Times melaporkan yang dikutip MINA.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Dilaporkan juga, sedikitnya 65 orang meninggal dunia dan lebih dari 3,1 juta orang dievakuasi.
Badai itu menghancurkan hutan, menumbangkan tiang-tiang listrik, menghancurkan kota-kota dan merusak tanaman padi penting. Pada hari Senin (17/9), pekerja darurat mengevakuasi 43 jenazah dari tanah longsor di kota utara terpencil Itogon, Filipina.
Sementara itu, 391 orang dilaporkan terluka tertimpa oleh puing-puing yang jatuh ketika angin melanda kota, mematahkan ratusan pohon dan menyebabkan banjir yang dalam di daerah-daerah dataran rendah seperti Hang Fa Chuen dan Siu Sai Wan.
Beberapa maskapai besar di China dan Hongkong juga dipaksa untuk membatalkan penerbangannya pada hari Ahad. Bandara Internasional Hong Kong mengalami gangguan perjalanan dengan hampir 900 penerbangan ditunda atau dibatalkan.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Sistem Penanggulangan Bencana dan Koordinasi Global PBB memperkirakan bahwa 43,4 juta orang akan terdampak badai Mangkhut jika angin topan tersebut tidak lekas lenyap. (T/Sj/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu