Wina, MINA – Badan Energi Atom Internasional (IAIE) yang berbasis di Wina pada Jumat (31/5) mengatakan, cadangan nuklir Iran terus berkembang, tetapi masih dalam batas yang wajar.
Sejak 2015, persediaan uranium Iran terus berada dalam pembatasan yang ditetapkan oleh kesepakatan nuklir dengan kekuatan utama dunia.
Dalam sebuah laporan triwulanan rahasia yang didistribusikan kepada negara-negara anggota dan dilihat oleh The Associated Press, IAIE mengatakan, Iran berada dalam batas-batas utama yang ditetapkan dalam kesepakatan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Kesepakatan JCPOA dimaksudkan untuk menjaga Iran membangun senjata atom dengan imbalan insentif ekonomi.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Namun, kondisi ini telah diperumit oleh mundurnya Amerika Serikat (AS) tahun lalu dari JCPOA dan kembali meningkatnya sanksi Washington terhadap ekonomi Iran.
Langkah Presiden AS Donald Trump membuat Jerman, Inggris, Perancis, Rusia dan Cina berjuang menjaga Iran tetap dalam kesepakatan.
Awal bulan ini, Iran mengumumkan bahwa jika tidak dapat ditemukan suatu cara dalam 60 hari untuk melindunginya dari sanksi AS yang menargetkan ekonomi dan industri minyaknya, Pemerintah Teheran akan meningkatkan pengayaan uraniumnya di luar aturan JCPOA.
Dan sekitar sepekan yang lalu, Pemerintah Iran mengatakan telah meningkatkan kapasitas produksi pengayaan uraniumnya, meskipun hanya uranium yang diperkaya lebih rendah sesuai yang diizinkan oleh perjanjian.
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
Namun, IAEA menegaskan bahwa Iran masih sesuai kesepakatan dan para inspekturnya telah diberikan akses tanpa batas ke fasilitas-fasilitas nuklir Iran. (T/RI-1/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka