Kairo, MINA – Setidaknya 35 staf kampanye calon presiden Mesir Ahmed Tantawi telah ditahan oleh Badan Keamanan Nasional (NSA) dalam gelombang penangkapan yang dimulai tiga pekan lalu, menurut laporan Inisiatif Mesir untuk Hak Pribadi (EIPR) pada Jumat (15/9).
Menurut kelompok hak asasi manusia, ini merupakan pola yang lazim bagi siapa pun yang dianggap sebagai lawan politik Presiden petahana Abdel Fattah El-Sisi.
EIPR mendokumentasikan para sukarelawan Tantawi ditangkap dari rumah, atau tempat kerja mereka, atau dipanggil ke cabang NSA terdekat untuk ditahan. The New Arab melaporkan.
Setelah itu, para relawan yang ditangkap ditahan di lokasi yang dirahasiakan dan kemudian dikirim ke Kejaksaan Keamanan Negara Tertinggi (SSSP), di mana mereka didakwa “bergabung dengan kelompok subversif”, “menyebarkan berita palsu”, dan “terorisme”.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Meskipun penangkapan dimulai tiga pekan lalu, sebagian besar dari mereka yang ditahan dipanggil ke markas NSA di 13 provinsi berbeda pada malam tatnggal 12 September.
EIPR mengklaim bahwa sumber dalam kampanye Tantawi mengkonfirmasi bahwa beberapa dari mereka yang ditahan masih hilang.
Tantawi, yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Mesir dari Partai Karama yang awalnya pro-Sisi, menyatakan niatnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada bulan Mei. Menanggapi hal ini, NSA lalu menahan 15 pendukungnya dan dua pamannya dengan cara yang mirip dengan gelombang penangkapan saat ini. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Mi’raj News Agency (MINA)