Jakarta, MINA – Ketua Badan Penanggulangan Ekstrimisme dan Terorisme (BPET) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhammad Syauqillah mengajak masyarakat untuk mencegah terjadinya teror dengan menebar narasi positif di Media Sosial.
“Di media sosial kerap kali dibanjiri informasi-informasi yang menyesatkan, persoalan ini juga sulit untuk untuk dilawan apabila hanya mengandalkan negara saja,” kata Syauqillah dalam Kegiatan Halaqah Dakwah Siber, Cegah Teror bertajuk “Optimalisasi Islam Wasathiyah di Ruang Siber” digelar BPET MUI di Aula Buya Hamka, Kantor MUI, Jakarta Pusat, Kamis (21/9).
Lanjut dikatakan, apabila hanya negara mengambil peran tersebut, maka tidak akan mengalahkan narasi negatif yang tersebar di media sosial, mengajak semua warga negara untuk memperkuat literasi agar terhindar dari informasi yang menyesatkan.
Syauqillah mengimbau agar masyarakat hati-hati dalam menyebarkan informasi dari media sosial. Jangan sampai dengan mudah copy paste apa yang ada di media sosial, perlu disaring terlebih dahulu. Untuk mengatasi hal tersebut.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Dia juga menyampaikan, MUI juga mendorong agar adanya dakwah siber melawan narasi-narasi teror yang telah menyebar di media sosial. “Meski belum bisa menyaingi ratusan juta konten destruktif tersebut. Setidaknya kita turut andil berperan meramaikan narasi dakwah di media sosial,” sambungnya.
Syauqillah menuturkan, kehadiran MUI melalui dakwah siber tersebut untuk menyaingi adanya narasi-narasi negatif di media sosial yang dibuat kelompok-kelompok radikal.
“Pihaknya mengajak untuk mewujudkan Indonesia ramah dan terhindar dari perilaku teror. Kerja sama antara negara dan masyarakat harus terus diupayakan menangani tindakan destruktif dan perilaku teror,” ucapnya.
Selain itu Peneliti BPET MUI, Riri Khariroh mengajak masyarakat mengcounter narasi-narasi negatif di media sosial mencegah radikalisme. “Counter narasi negatif di media sosial sangat diperlukan memperluas pemahaman Islam yang moderat,” imbuhnya.
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda
“Website Islam moderat sudah mengalami kenaikan dan diaskes masyarakat, konten-konten di media sosial dapat menjadikan identitas dan karakter bagi konsumen, dan situs-situs radikal banyak diakses masyarakat dan mudah bagi orang terjangkit perilaku radikalisme,” katanya. (R/R4/P2)
MI’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga