Bagi Muslim, Cukup Satu Alasan Wajib Bela Palestina

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Sedih, itulah kata singkat yang menggambarkan kondisi hati setiap orang yang punya nurani menyaksikan kondisi dan situasi saudara-saudara kita di Palestina saat ini. Hari ini kita masih bisa duduk sambil ngopi dan makan sepotong roti di beranda rumah bersama keluarga.

Hari ini, kita masih bisa tertawa lepas seolah tanpa beban. Hari ini anak-anak kita masih bebas belajar di ruang-ruang kelas tanpa khawatir akan ada hantaman rudal. Hari ini keluarga kita masih bebas ke sana kemari mengunjungi obyek-obyek wisata demi memuaskan hasrat hati.

Namun, amat beda dengan kondisi saudara-saudara kita di Palestina hari ini. Mulai dari moncong senjata laras panjang, tank baja-tank baja, rudal balistik dan sederet senjata kelas berat lainnya seperti senjata kimia, adalah hal biasa di hadapan muka mereka.

Sebagai muslim yang hidup di negara dengan jumlah penduduk ber KTP Islam terbesar di dunia, sudah tentu kita tidak akan tinggal diam menyaksikan kedunguan yang dibuat oleh zionis yahudi terhadap saudara kita di Palestina. Lebih dari itu, pembukaan UUD ,45 kita juga sangat jelas menyatakan bahwa setiap penjajahan di atas dunia ini harus dihapuskan.

Selain sebagai bukti wujud kaljasadil wahid (satu tubuh) kita sebagai saudara yang diikat oleh kesamaan iman, maka yang tak kalah penting  alasan mengapa setiap muslim wajib membela Palestina adalah karena merujuk pada hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam yang mengatakan, nanti di Palestinalah yang Allah jadikan Padang Mahsyar.

Berikut beberapa penjelasan dari sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam terkait Palestina (Negeri Syam) yang akan menjadi tempat berkumpulnya manusia, tempat berlindung dari segala fitnah akhir zaman.

Negeri Palestina akan jadi Padang Mahsyar

Dr Muhsin Muhammad Shaleh dalam bukunya berjudul “Ardhu Filistin wa Sya’buha” yang diterjemahkan Warsito, Lc menjadi “Tanah Palestina dan Rakyatnya” mengatakan Palestina adalah tanah Mahsyar dan Mansyar (tempat dikumpulkan dan disebarkan) manusia.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad dari Maimunah binti Sa’d ra, dia berkata, “Wahai Nabi Allah, fatwakan kepada kami mengenai Baitul Maqdis. Beliau bersabada, “Tanah Mahsyar dan Mansyar.” (Hadits Shahih riwayat Ahmad dan Ibnu Majah).

Selain itu, Palestina juga rumah negeri Islam saat terjadi cobaan dan fitnah begitu dahsyat. Dari Salamah bin Nufail berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Rumah negeri Islam adalah di Syam.” (Hadits Shahih riwayat at Thabrani)

Dan dari Abdullah bin Amr ra berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda, “Saya melihat tiang-tiang al Kitab (al Quran) tercerabut dari bawah bantalku. Maka saya lihat ketika tiba-tiba ada cahaya yang berkilauan menyangga menuju Syam, ketahuilah iman itu ada di Syam ketika terjadi fitnah.” (Hadits Shahih riwayat Hakim dan Abu Na’im di al Hilyah)

Orang yang tinggal di Palestina dinilai layaknya mujahid dan murabith (penjaga keamanan dari serangan musuh) di jalan Allah. Dari Abu Darda’ ra berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda, “Penduduk Syam beserta istri-istri, keluarga, hamba sahaya mereka baik yang laki-laki mapun perempuan, sampai ujung pulau adalah para murabith di jalan Allah. Maka barang siapa menduduki salah satu kota dari kota-kotanya maka dia sedang murabith, dan barang siapa menduduki satu benteng kota maka dia dalam jihad.” [HR. al Thabrani. Al Haitsami berkata, dalam sanad hadis ini ada Artha bin al Mundzir, selebihnya adalah orang-orang tsiqat (terpercaya)].

Menurut Muhsin Muhammad Shaleh, banyak hadis yang saling menjelaskan dan menguatkan bahwa thaifah manshurah (kelompok yang mendapat pertolongan) yang konsisten dalam kebenaran (al haq) ada di Syam, khususnya di Baitul Maqdis dan sekitarnya.

Diriwayatkan dari Abu Umamah, secara marfu’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam beliau bersabda, “Akan tetap ada sekelompok umatku berada dalam kebenaran, tak terkalahkan oleh musuh-musuhnya sampai datangnya putusan Allah sedang mereka tetap demikian.”

Kemudian ditanyakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam, “Wahai Rasulullah, dimanakah mereka?” Beliau bersabda, “Baitul Maqdis dan daerah sekitarnya.” Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad, para perawinya semua tsiqat kecuali Mahdi bin Ja’far al Ramli. Orang ini oleh Ibnu Hibban dan Yahya bin Mu’in disebut tsiqat dan didhaifkan oleh al Bukhari.

Apa itu padang Mahsyar?

Padang Mahsyar adalah tempat di mana berkumpulnya kembali umat manusia yang dibangkitkan kembali oleh Allah SWT. Mulai dari Nabi Adam AS hingga manusia-manusia akhir zaman yang hidup di saat peristiwa kiamat.

Manusia digiring ke Padang Mahsyar dengan berbagai kondisi yang berbeda sesuai dengan amalnya. Ada yang digiring dengan berjalan kaki, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam,

إِنَّكُمْ مُلاَقُو اللهِ حُفَاةً عُرَاةً مُشَاةً غُرْلاً

“Sesungguhnya kalian akan menjumpai Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, berjalan kaki, dan belum dikhitan.” (Hadits shahih. Diriwayat-kan oleh al-Bukhari, no. 6043)

Ada juga yang berkendaraan. Namun tidak sedikit yang diseret di atas wajah-wajah mereka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda,

إِنَّكُمْ تُحْشَرُوْنَ رِجَالاً وَرُكْبَانًا وَتُجَرُّوْنَ عَلَى وُجُوْهِكُمْ

“Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (ke Padang Mahsyar) dalam keadaan berjalan, dan (ada juga yang) berkendaraan, serta (ada juga yang) diseret di atas wajah-wajah kalian.” (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan beliau mengatakan, “Hadits hasan.” Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam Shahiih at-Targhib wat-Tarhib, no. 3582).

Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa ada seseorang berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam,

يَا رَسُولَ اللهِ كَيْفَ يُحْشَرُ الْكَافِرُ عَلَى وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ قَالَ: أَلَيْسَ الَّذِي أَمْشَاهُ عَلَى رِجْلَيْهِ فِي الدُّنْيَا قَادِرًا عَلَى أَنْ يُمْشِيَهُ عَلَى وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟!

“Wahai Rasulullah, bagaimana bisa orang kafir digiring di atas wajah mereka pada hari Kiamat?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam menjawab, “Bukankah Rabb yang membuat seseorang berjalan di atas kedua kakinya di dunia, mampu untuk membuatnya berjalan di atas wajahnya pada hari Kiamat?!” Qatadah mengatakan, “Benar, demi kemuliaan Rabb kami.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6042 dan Muslim, no. 5020).

Pertanyaannya, jika ada muslim yang tidak mau membela Palestina karena alasan macam-macam, maka tanyakan kepadanya dimanakah kelak dia akan dikumpulkan? Jadi, dengan satu alasan saja () bagi seorang muslim untuk membela Palestina seharusnya sudah cukup, wallahua’lam. (A/RS3/RS2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.