Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahar: Prakarsa Penyelesaian Damai Bahaya dan Sia-sia

Rana Setiawan - Sabtu, 4 Juni 2016 - 10:12 WIB

Sabtu, 4 Juni 2016 - 10:12 WIB

343 Views

Ahmad Bahar.(Arsip)

Gaza, 27 Sya’ban 1437/4 Juni 2016 (MINA) – Wakil Ketua I Lembaga Legislatif Palestina, Ahmad Bahar memperingatkan bahaya dan sia-sianya prakarsa-prakarsa penyelesaian damai yang disampaikan oleh sejumlah negara barat untuk menggulirkan perundingan kembali, menyusul prakarsa Perancis untuk perundingan damai.

Dalam sambutan yang disampaikan dalam training kepemimpinan para komandan di Gaza, Kamis (2/6), ia mengatakan, prakarsa-prakarsa yang digagas oleh sebagian negara barat dan lainnya untuk menggulirkan kembali adalah usaha sia-sia sebab pada dasarnya perundingan sudah mati.

“Selama ini perundingan hanya dilakukan untuk kepentingan penjajah Israel,” tegasnya, demikian laporan Pusat Informasi Palestina (PIP) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Buka Perlintasan Rafah

Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia

Bahar menambahkan, meski Gaza diblokade dan rekontruksi diulur-ulur, perlintasan Rafah masih ditutup, krisis listrik dan pegawai namun kita tidak mungkin melepaskan senjata dan akan tetap terarahkan untuk membebaskan Palestina dan tidak mungkin persoalan dicampur-aduk.

“Kita yakin kini pembebasan Palestina sudah dekat,” ujarnya.

Ia menegaskan, Jalur Gaza adalah tempat paling aman dan stabil di dunia karena kebijakan kementerian dalam negeri dan keamanan serta pasukan keamanan nasional yang menjaga keamanan di sana. Untuk selanjutnya misi mereka adalah membebaskan Palestina.

Ia meminta gerakan Fatah untuk menempuh jalan persatuan berdasarkan prinsip-prinsip dasar Palestina.

Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah

Terkait penutupan Rafah oleh Mesir, Bahar juga menegaskan bahwa keamanan nasional Mesir adalah keamanan Palestina. Gaza akan menjaga keamanan Mesir di perbatasan. Karena itu, ia meminta Mesir agar segera membuka perlintasan Rafah secara permanen untuk barang dan manusia dengan pertimbangan hubungan Arab dan agama serta geografis, Mesir harus membuka perlintasan Rafah, terutama karena pertimbangan kemanusiaan.

Sejak 2013, perlintasan Rafah ditutup total oleh Mesir. Hanya beberapa hari saja sebagai pengecualian dibuka bagi pasien, pelajar dan kasus kemanusiaan atau bantuan kemanusiaan. Sementara ada 30 warga Palestina butuh untuk melakukan perjalanan.(T/R05/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza

Rekomendasi untuk Anda