Jeddah, MINA – Karena seperlima populasi dunia berbicara bahasa China, Arab Saudi telah bergabung dengan komunitas global yang memasukkan bahasa China ke dalam sistem pendidikannya.
Diyakini bahwa perusahaan lebih suka mempekerjakan orang yang berbicara lebih dari satu bahasa sehingga Universitas Jeddah mewajibkan mahasiswa tahun persiapan, berharap mahasiswa akan mendapat manfaat dari pendidikan tambahan, Arab News melaporkan.
Kerajaan dan China telah menikmati hubungan yang stabil dan mendalam sejak kedua negara menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1990. Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman melakukan kunjungan bersejarah ke China pada Februari 2019 dan diterima oleh Presiden China Xi Jinping.
Setelah 31 tahun hubungan yang solid, penggabungan bahasa China ke universitas dan sekolah Saudi akan membangun ikatan bersama antara dua raksasa G20. Ini juga akan berkontribusi pada tujuan pendidikan untuk Visi Saudi 2030 yang ambisius.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Universitas Saudi lainnya, seperti Universitas King Abdul Aziz, juga telah memperkenalkan program dalam bahasa China untuk mahasiswa mereka.
Dalam sebuah wawancara, Ibrahim Saadi, dekan institut bahasa di Universitas Jeddah, mengatakan bahwa sekolahnya mulai mengajar bahasa Mandarin setelah Putra Mahkota mengeluarkan arahan untuk memasukkan bahasa itu dalam program pendidikan Saudi.
“Sejak keputusan itu dibuat, Universitas Jeddah memulai langkah-langkah proseduralnya untuk mengimplementasikan rencana pengenalan bahasa Mandarin sebagai bahasa kedua di Universitas bersama dengan bahasa Inggris,” katanya. “Dewan Universitas menyetujui bahasa Mandarin sebagai bahasa pengajaran dan penelitian ilmiah di Universitas.”
Dalam wawancara media lain, Saadi mengatakan kepada saluran TV Al-Arabiya bahwa semua siswa yang ingin bergabung dengan universitas harus mengambil kursus tentang prinsip keterampilan bahasa Mandarin karena menjadi wajib bagi siswa dalam program tahun persiapan.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Sebagai salah satu dari enam bahasa resmi PBB, ada permintaan yang lebih tinggi untuk belajar bahasa China.
Lebih dari 10 juta siswa di AS, mulai dari taman kanak-kanak hingga kelas 12, sedang mempelajari bahasa dunia, mencakup sekitar 20 persen anak sekolah AS, menurut survei 2017 yang dilakukan dan diterbitkan oleh American Councils for International Education. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September