Jeddah, MINA — Salah satu ikhtiar Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddah untuk merekatkan hubungan RI-Saudi di berbagai bidang adalah melalui penyelenggaraan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).
Genap berusia 13 tahun, program BIPA yang telah meluluskan ratusan peserta dari berbagai negara, khususnya Warga Negara Saudi, kini semakin ramai peminat.
Pelaksana Fungsi Pensosbud-1, Agus Muktamar, menyampaikan dalam laporannya bahwa selama empat hari masa pendaftaran, tercatat sebanyak 120 orang dari berbagai warga negara di Arab Saudi mendaftarkan diri untuk mengikuti program ini. Namun, karena keterbatasan ruang kelas, panitia penyelenggara hanya menerima 59 peserta yang terdiri dari 40 peserta laki-laki dan 19 orang perempuan.
Saat membuka resmi Program BIPA 2020, Konsul Jenderal RI Jeddah, Eko Hartono, menegaskan harapannya agar Program BIPA bisa menjadi salah satu perekat hubungan Indonesia-Saudi di berbagai bidang.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
“Ini suatu forum pembelajaran yang baik, tidak hanya Bahasa Indonesia tapi juga culture (budaya). Ini adalah tempat untuk menimba ilmu tentang Indonesia bagi Bapak-Ibu sekalian,” ujar Konjen dalam sambutannya pada pembukaan Program BIPA angkatan ke-17 yang berlangsung Selasa (4/2), di aula Gedung Pelayanan Terpadu.
Konjen mengungkapkan rasa senangnya dengan Program BIPA karena dapat menambah jaringan persahabatan (networking) dengan masyarakat yang ada di Jeddah dan kota-kota sekitarnya. Selain itu, melalui program ini, budaya Indonesia, aneka kuliner dan keindahan alam Indonesia dapat diperkenalkan ke Masyarakat Saudi.
“Kita tahu bahwa Saudi dan Indonesia saat ini ingin meningkatkan hubungan di segala bidang. Kami senang Arab Saudi semakin membuka diri, ekonomi semakin maju. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang Indonesia, tentang bahasa, tentang Budaya Indonesia, insya Allah kita semakin dekat, semakin saling menghormati,” lanjut Kepala Perwakilan RI untuk Wilayah Barat Arab Saudi yang mulai bertugas sejak 13 Januari silam.
Konjen mengatakan, banyaknya WNI yang berkunjung ke Arab Saudi, baik dalam rangka ibadah umrah dan haji, belajar, maupun untuk bekerja, kian menambah intensitas interaksi antara Masyarakat Indonesia dan Arab Saudi. Demikian pula jumlah kunjungan Warga Saudi ke Indonesia kian meningkat, baik dalam rangka menghadiri berbagai ajang bisnis seperti Trade Expo Indonesia maupun untuk berwisata.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Intensitas interaksi ini, ungkap Konjen, perlu diperkuat dengan pemahaman tentang bahasa dan budaya masing-masing, agar sikap saling memahami (mutual understanding) terbangun dengan baik dan persepsi negatif (stereotyping) terhadap satu sama lain bisa dihindari.
Berbagai alasan dikemukan oleh peserta dalam mengikuti program yang diagendakan berlangsung dua bulan ini, antara lain, untuk melayani jemaah haji dan umrah, memahami Budaya Indonesia dan keperluan bisnis.(R/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka