Oleh: KH Bachtiar Nasir (Ulama Nasional)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِۦٓ أَتَأْتُونَ ٱلْفَٰحِشَةَ مَا سَبَقَكُم بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِّنَ ٱلْعَٰلَمِينَ
إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ ٱلرِّجَالَ شَهْوَةً مِّن دُونِ ٱلنِّسَآءِ ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?” Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (QS Al-A’raf ayat 80-81).
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
Saudaraku seiman, hari ini penyakit menular yang sangat ampuh untuk membinasakan manusia, tengah berkembang dengan subur di antara kita. Dipayungi dengan hukum dan perundang-undangan dan dipelihara oleh orang-orang yang ingin melanggenggkan kekuasaan, dan disokong oleh dana yang besar dari perusahaan dan lembaga keuangan terbesar di dunia.
Homoseks di Zaman Luth
Penyakit ini bahkan menjangkiti istri seorang Rasul, Luth AS. Sang istri yang semula hanya menganggap perilaku ini sebagai hal biasa lalu bersikap permisif; hingga akhirnya ia menjadi orang yang tergulung azab bersama para pelakunya. Penyakit ini adalah penyakit kaum Sadum/ Sodom yang selalu dirawat di bawah naungan slogan kemanusiaan dan kesetaraan. Padahal di dalamnya terdapat ancaman kerusakan, penyakit, kekejaman, bahkan kebinasaan umat manusia. Mari, bentengi keluarga kita dari penyakit kaum Luth AS ini.
Nabi Luth AS sendiri adalah kemenakan Nabi Ibrahim AS yang disayangi sehingga dengan doa Nabi Ibrahim AS, diangkatlah Luth menjadi seorang Nabi Allah. Kaum Luth ini melakukan perbuatan yang bahkan belum pernah dilakukan oleh manusia sebelum mereka dan sama sekali tidak pernah dilakukan oleh binatang. Mereka kaum Sadum adalah kaum yang paling inovatif dalam melakukan kejorokan dan kekejian. Mereka adalah kaum yang sangat melewati batas.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Oleh sebab perbuatan mereka tersebut, kaum Sadum mendapatkan azab yang paling menghinakan dari Allah Ta’ala. Apabila muka bumi dijadikan dasar dan dasar bumi dijadikan permukaan, itulah hukuman yang Allah berikan kepada mereka. Bumi dijungkir-balikkan dan mereka berada di dataran bumi yang paling rendah. Ditutupi laut mati di atasnya. Itulah tempat mereka hingga hari kiamat kelak, dipendam Allah Ta’ala di perut bumi. Setelah sebelumnya dihujani hujan batu.
Perbuatan bejat mereka adalah lelaki mendatangi sesama kaum lelaki untuk melampiaskan nafsu seksual. Di jaman Nabi Luth, penyimpangan seksual baru terjadi antar kaum lelaki. Belum ada lesbian. Perilaku kotor mereka ini kemudian berkembang hari ini menjadi perilaku lesbian, biseks, bahkan mereka melakukannya dengan binatang. Sungguh ini adalah pengembangan kemaksiatan yang akan membuat Allah Ta’ala murka melampaui murka-Nya kepada kaum Sadum.
Impact LGBTQ
Kaum ini tahu betul bahwa mereka tidak akan pernah mendapatkan keturunan. Oleh karena itu, mereka berusaha agar manusia lain menerima keberadaan mereka dengan menularkan penyakitnya. Penyakit yang sangat berbahaya dan sangat sulit disembuhkan. Meskipun dia adalah korban, suatu hari kelak, ia bisa bangkit menjadi predator karena telah tertular oleh penyakit ini.
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga
Mari bersama-sama kita bentengi keluarga dan lingkungan kita dari penyakit yang sangat berbahaya ini. Mengapa berbahaya? Karena selain mengancam keberlangsungan hidup manusia; penyakit ini juga akan mengakibatkan berbagai penyakit fisik yang mengerikan seperti HIV, penyakit kelamin, TBC tulang, kanker anus, dan banyak lagi hingga penyakit yang sangat menjijikkan yaitu buang air besar yang berserakan karena mereka memang sudah tidak bisa lagi menahan dan mendeteksi rasa mulas akibat saraf yang rusak di bagian anus. Belum lagi kejahatan dan kebengisan yang kerap timbul karena penyakit jiwa yang mereka idap berupa posesifitas yang overdosis pada pasangan mereka. Dan, sederet penyakit berbahaya lainnya.
Jangan Diam
Janganlah kita menjadi “setan bisu” yang diam melihat kemungkaran. Apalagi bersikap permisif. Ingatlah bahwa istri Nabi Luth bukanlah seorang lesbian, tetapi pembelaannya terhadap kaum Sadum, membuatnya turut terpendam di dasar bumi setelah dihujani batu.
Jangan bersikap sok netral karena yang akan terjadi adalah sesuatu yang sungguh tidak bisa dibayangkan oleh akal sehat. Di negara Barat, sekarang toilet umum yang disediakan sudah dikelompokkan menjadi tiga jenis. Toilet untuk laki-laki, perempuan, dan toilet netral. Menyebut status kelamin lelaki atau perempuan bagi mereka sudah menjadi bagian dari bias gender. Dengan berkedok kemanusiaan, dengan bertopeng kesetaraan.
Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia
Jangan sampai sikap diam kita nantinya akan membuka celah bagi masuknya penyakit mengerikan ini ke dalam rumah kita. Jangan sampai sikap permisif kita justru menjerumuskan orang-orang yang kita sayangi ke dalam jurang kenistaan. Nabi Luth as sudah berjuang sedemikian rupa. Namun, sikap permisif dan pembelaan istrinya terhadap kaum Sadum yang sesat, justru menggerakkan istrinya untuk memberi tahu kedatangan dua tamu Nabi Luth AS dan mengkhianati perjuangan besar yang dilakukan oleh Nabi Luth AS. Tentu kita tidak menginginkan hal ini terjadi di dalam tembok rumah kita sendiri.
Disaat Allah Azza wa Jalla melaknat mereka dengan mengatakan bahwa mereka adalah kaum yang melampaui batas, maka dengan kurang ajarnya mereka justru menjawab,
فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِۦٓ إِلَّآ أَن قَالُوٓا۟ أَخْرِجُوٓا۟ ءَالَ لُوطٍ مِّن قَرْيَتِكُمْ ۖ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ
“Jawaban kaumnya tidak lain hanya dengan mengatakan, “Usirlah Luth dan keluarganya dari negerimu; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang (menganggap dirinya) suci.” (Surat An-Naml ayat 56).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah
Inilah informasi yang disampaikan oleh Allah Azza wa Jalla bahwa ketika suatu saat nanti mereka besar dan memiliki kekuatan; mereka tidak akan segan untuk mengusir orang-orang yang mereka anggap “sok suci” alias orang-orang yang menjaga diri dari mereka. Oleh karena itu, jangan menjadi orang yang diam atas keberadaan kaum ini. Tolak dan jangan sampai mereka bebas menularkan penyakit mereka; apa pun dalihnya.
Akan tetapi, kita harus pandai dalam melakukan cara membentengi diri terhadap mereka. Terhadap para korban, kita tidak boleh melakukan kekerasan, tetapi bimbinglah mereka agar kembali berada di dalam jalan yang benar. Jangan musuhi mereka, tetapi bimbinglah agar tidak kumat dan bisa sembuh kembali dari penularan penyakit ini. Namun, dalam menghadapi tokoh intelektualnya, apalagi promotornya, kita harus bertindak tegas untuk membuat mereka menjauh dari keluarga dan bangsa kita.
Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama cerdas dari semua pihak untuk menolak dan membuat mereka angkat kaki dari negeri ini. Bagaimana tidak, bila negeri ini kelak akan mengalami nasib yang sama dengan kaum Sadum. Bukan hanya mereka yang akan merasakan azab, tetapi semua orang yang “mau” hidup berdampingan dengan mereka. Wallahu ‘alam bish shawab. (AK/R4/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Terjadi Hujan Lebat dan Petir