Fenomena zina di zaman sekarang semakin mengkhawatirkan. Kebebasan hidup yang berlebihan, pengaruh media yang tidak terkendali, dan kurangnya pendidikan moral menjadi penyebab utama munculnya perilaku ini. Banyak orang terjerumus ke dalam zina karena menganggapnya sebagai bagian dari kebebasan, tanpa memikirkan dampak buruk yang akan terjadi di masa depan. Akibatnya, hubungan keluarga menjadi rapuh, konflik sosial meningkat, dan generasi muda kehilangan pedoman moral yang kuat.
Bukan hanya perbuatan zina itu sendiri yang berbahaya, tetapi juga hal-hal yang menjadi jalan menuju perbuatan tersebut sangat merusak. Misalnya, pergaulan bebas, tontonan yang tidak mendidik, serta penggunaan teknologi tanpa pengawasan adalah beberapa contoh yang membuka peluang untuk zina. Karena itu, Allah SWT tidak hanya melarang zina, tetapi juga memerintahkan agar kita menjauhi semua hal yang bisa membawa kepada perbuatan dosa ini.
Melihat bahaya besar yang ditimbulkan oleh zina dan sebab-sebab yang mengarah kepadanya, setiap individu perlu memperkuat keimanan dan memperbanyak ilmu agama. Kita juga harus menghidupkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami ancaman dari zina dan pengantarnya, kita dapat menjaga diri, keluarga, dan masyarakat dari kehancuran moral yang mungkin terjadi.
Kesadaran ini adalah ajakan untuk kembali kepada fitrah manusia yang mulia, yaitu menjaga kesucian diri dan kehormatan yang telah Allah berikan. Dengan demikian, kita bisa hidup lebih terhormat dan jauh dari perilaku yang merusak.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-15] Berkata yang Baik, Memuliakan Tamu, dan Tetangga
Zina adalah perbuatan keji yang paling besar yang telah Allah Ta’ala haramkan di dalam kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya adalah perbuatan zina. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Qs. al-Isra: 32).
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitakan dalam ayat ini tentang jeleknya zina dan akibat yang ditimbulkan oleh kejelekannya. Zina adalah perbuatan keji dan menimbulkan kerusakan yang paling besar di muka bumi ini. Perbuatan zina akan merusak nasab dan kehormatan serta akan memunculkan kebencian dan permusuhan di antara manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan bahwa zina adalah jalan yang buruk karena kejelekan yang diakibatkannya sangat besar, serta mendatangkan kehinaan dan bencana di dunia dan akhirat.
Di antara hal yang menunjukkan keji dan jeleknya perbuatan ini adalah hukuman yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan atas pelakunya, sebagaimana dalam firman-Nya,
Baca Juga: Masih Adakah yang Membela Kejahatan Netanyahu?
الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ ۖ وَلَا تَأْخُذْكُم بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَائِفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ
“Perempuan yang berzina dan lakilaki yang berzina, maka cambuklah tiaptiap seorang dari keduanya seratus kali cambukan dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kalian untuk (menjalankan) agama Allah, jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir.Hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” (Qs. an- Nur: 2).
Demikian hukuman bagi pelaku zina, yaitu dicambuk dengan seratus cambukan, dan sebagaimana ditunjukkan dalam dalil yang lainnya, juga ditambah dengan diasingkan dari daerahnya selama satu tahun penuh. Ini hukuman bagi pelaku zina yang belum menikah.
Adapun hukuman bagi pelaku zina yang sudah menikah, meskipun baru sekali menghubungi istrinya adalah dirajam dengan dilempari batu hingga mati.
Hukuman bagi pelaku zina yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dunia ini tentu menunjukkan betapa besarnya dosa dari perbuatan ini. Di samping itu, besarnya dosa dan kejelekan perbuatan zina ini juga ditunjukkan dalam sisi lainnya di dalam Alquran dan as-Sunnah.
Baca Juga: Catatan 47 Tahun Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina
Yaitu bahwa kejelekan zina disebutkan di dalam Alquran dan as-Sunnah beriringan dengan syirik dan kejahatan pembunuhan. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًا
“Dan orang-orang yang tidak beribadah kepada sesembahan yang lain bersama dengan peribadahannya kepada Allah dan tidak membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina. Barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (Qs. al-Furqan: 68).
Diiringkannya perbuatan zina ini dengan kejelekan syirik dan membunuh jiwa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala haramkan menunjukkan betapa besarnya dosa dari perbuatan ini sehingga balasannya pun berupa azab yang berlipat-lipat dan menghinakan, selama pelakunya tidak bertaubat dan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala serta memperbanyak beramal saleh.
Hadirin rahimakumullah,
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-14] Tidak Halal Darah Seorang Muslim
Ketahuilah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan dan mengaitkan keberuntungan seseorang dengan penjagaan kehormatan dirinya dari terjatuh pada zina, sebagaimana dalam firman-Nya,
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ () الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
“Sesungguhnya beruntunglah orangorang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalat mereka.” (Qs. al-Mu’minun: 1-2).
Hingga firman-Nya,
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ () إِلَّا عَلَىٰ أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ () فَمَنِ ابْتَغَىٰ وَرَاءَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْعَادُونَ
“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” (Qs. al-Mu’minun: 5-7).
Baca Juga: Tahun 1930 Tiga Pelajar Indonesia Syahid di Palestina
Di dalam ayat ini kita bisa mendapatkan penjelasan tiga perkara yang besar. Yang pertama, barang siapa yang tidak menjaga kemaluannya bukanlah orang yang beruntung. Yang kedua, barang siapa yang tidak menjaga kemaluannya maka dia dia adalah orang yang tercela. Adapun yang ketiga, barang siapa yang tidak menjaga kemaluannya dia adalah orang yang melampaui batas.
Jadi, orang yang tidak menjaga kehormatan dirinya sehingga terjatuh pada zina atau hubungan sesama jenis dan yang semisalnya, dia tidak mendapatkan keberuntunan, bahkan dia adalah orang yang tercela dan melampaui batas. Akhirnya, mudah-mudahan apa yang kami sampaikan bisa menjadi peringatan bagi kita semuanya.
Zina bukan sekadar dosa besar, tetapi ia adalah awal dari kehancuran diri, keluarga, dan masyarakat. Allah telah memperingatkan kita untuk menjauhinya, bahkan tidak mendekati sebab-sebab yang bisa mengarah padanya. Ini adalah ujian bagi kita untuk memilih jalan yang benar di tengah dunia yang penuh godaan. Apakah kita akan tetap teguh menjaga kehormatan, atau tergelincir dalam jebakan yang menjauhkan kita dari rahmat-Nya?
Hidup adalah pilihan, dan setiap pilihan akan dimintai pertanggungjawaban. Mari kita jadikan hidup ini sebagai perjalanan yang diridhoi Allah, dengan menjaga diri dari perbuatan keji seperti zina dan segala pengantarnya. Bangunlah benteng iman yang kokoh dalam hati, tanamkan ilmu yang benar, dan perkuat kesadaran untuk senantiasa mendekat kepada Allah.
Baca Juga: Catatan Pilkada 2024, Masih Marak Politik Uang
Ingatlah, kehormatan adalah mahkota yang hanya pantas dikenakan oleh mereka yang menjaga dirinya dari noda. Jangan biarkan kenikmatan sesaat menghapus nilai mulia yang telah Allah berikan kepada kita. Jadikanlah hidup ini penuh berkah, dengan selalu memilih jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.
Semoga kita senantiasa berada di bawah naungan rahmat-Nya, berjalan di jalan yang lurus, dan menjadi manusia yang meninggalkan jejak kebaikan, bukan kehinaan. Zina adalah kehancuran, tetapi menjaga diri adalah kemuliaan yang akan selalu dikenang, baik di dunia maupun di akhirat.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Masih Kencing Sambil Berdiri? Siksa Kubur Mengintai Anda