Manama, MINA – Pemerintah Bahrain pada Selasa (2/11) mendesak warganya di Lebanon untuk segera meninggalkan negara itu, di tengah perselisihan antara Beirut dan negara-negara Teluk Arab atas pernyataan menteri Lebanon tentang perang Yaman.
Kementerian Luar Negeri “mendesak semua warga di Lebanon untuk segera pergi, menyusul situasi tegang di sana, yang menyerukan kehati-hatian ekstra,” katanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh Kantor Berita resmi Bahrain.
Seruan itu muncul sehari setelah Uni Emirat Arab juga mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon.
Menteri Penerangan Lebanon George Kordahi memicu pertikaian dengan wawancara yang direkam pada Agustus dan ditayangkan pekan lalu, ia mengatakan bahwa pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran “membela diri mereka sendiri … melawan agresi eksternal.”
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Koalisi militer pimpinan Saudi yang mencakup UEA dan Bahrain melakukan intervensi untuk menopang pemerintah Yaman pada 2015, setelah pemberontak Houthi merebut ibu kota Sanaa pada 2014.
Arab Saudi pada Jumat (29/10) memberi waktu kepada Duta Besar Lebanon 48 jam untuk meninggalkan negara itu, dan juga menarik duta besarnya dari Beirut serta menangguhkan semua impor dari Lebanon.
Bahrain dan Kuwait segera mengikuti langkah serupa, dan UEA pada Sabtu (30/10) menarik diplomatnya dari Beirut dalam “solidaritas” dengan Riyadh.
Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan, langkahnya diambil setelah pernyataan “menghina” pada perang Yaman, termasuk juga karena pengaruh Hizbullah Lebanon yang didukung Iran.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Sementara itu, Menteri Kordahi mengatakan bahwa pengunduran diri bagi dirinya “tidak mungkin.”
Lebanon pada hari Senin menyerukan pembicaraan dengan Arab Saudi untuk meredakan perselisihan, yang merupakan pukulan baru di tengah krisis ekonomi yang mendalam, di saat pemerintah rapuh Beirut sedang berjuang untuk mendapatkan bantuan, termasuk dari negara-negara Arab yang kaya. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama