Manama, MINA – Pemerintah Bahrain pada Senin (14/9) mengumumkan sedang mempertimbangkan untuk membangun kemitraan pertahanan dengan Israel, menyusul perjanjian normalisasi hubungan diplomatik yang kontroversial antara kedua negara.
Menurut menurut Kantor Berita Bahrain (BNA), dalam panggilan telepon, Menteri Pertahanan Bahrain Abdullah Al-Nuaimi dan mitranya dari Israel, Benny Gantz membahas “harapan bersama untuk membangun kemitraan yang erat antara kedua kementerian pertahanan.”
Menurut kantor berita tersebut, kemitraan itu “akan berkontribusi pada peningkatan kemampuan kedua negara dan menjaga keamanan kawasan.”
Gantz menawarkan untuk “menjamu rekannya dari Bahrain pada kunjungan resmi ke Israel, dan mereka setuju untuk melanjutkan dialog bersama,” kata BNA.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Pada Jumat (11/9), Bahrain dan Israel mengumumkan perjanjian yang ditengahi AS untuk menormalkan hubungan mereka, satu bulan setelah kesepakatan serupa antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA).
Bahrain menjadi negara Arab keempat yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, setelah Mesir pada 1979, Yordania 1994, dan UEA pada Agustus 2020.
Kesepakatan normalisasi telah menuai kecaman luas dari warga Palestina, yang mengatakan bahwa kesepakatan tersebut tidak melayani kepentingan Palestina dan mengabaikan hak-hak warga Palestina.
Otoritas Palestina mengatakan setiap kesepakatan dengan Israel harus didasarkan pada Prakarsa Perdamaian Arab tahun 2002 dengan prinsip “tanah untuk perdamaian” dan bukan “perdamaian untuk perdamaian” seperti yang diklaim Israel.(T/R7/R1)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)