Eilat, MINA – Untuk pertama kalinya, Bahrain — negara yang menormalkan hubungan dengan Israel tahun lalu — mengirimkan kontestan ke ajang Miss Universe ke-70 di kota Eilat, Israel.
Maroko yang juga meluncurkan kembali hubungan diplomatik dengan Israel tahun lalu, berpartisipasi dalam kontes untuk pertama kalinya sejak 1978.
Uni Emirat Arab sebelumnya telah dijadwalkan memulai debutnya di kompetisi tersebut, tetapi akhirnya tidak ambil bagian karena waktu dan kendala COVID.
Hampir 80 wanita dari seluruh dunia turun ke Eilat, setelah berkeliling dari Tel Aviv hingga Yerusalem, Laut Mati, dan banyak lagi.
Baca Juga: Universitas AS dan Kanada Sewa Perusahaan Keamanan Israel untuk Redam Aksi Pro-Palestina
“Datang ke sini merupakan pengalaman yang sangat bermanfaat,” kata Miss Maroko, Kawtar Benhalima (22), kepada The Times of Israel dari Eilat pada hari Kamis (9/12).
Hampir setengah juta orang Yahudi Maroko diperkirakan tinggal di Israel, menjadikannya salah satu komunitas ekspatriat Maroko terbesar di dunia.
Sementara itu, Miss Bahrain, Manar “Jess” Deyani, menolak berbicara kepada media lokal. Namun, mahasiswa desain berusia 25 tahun yang tinggal di Dubai itu mengatakan kepada The National bahwa dia menikmati tur Israel, bertemu dengan sesama kontestan dan mewakili negara asalnya.
“Saya adalah kandidat terpendek dalam sejarah Miss Universe, Miss Universe Bahrain pertama dan yang pertama mewakili negara-negara Teluk, jadi saya menganggapnya sebagai tanggung jawab,” kata pesaing bertubuh mungil itu kepada situs berita.
Baca Juga: Qatar Komitmen Lanjutkan Mediasi Gencatan Senjata di Gaza
Turki mengirim mahasiswa berusia 22 tahun Cemrenaz Turhan ke kontes tahun ini di Eilat.
Terlepas dari kembalinya Maroko dan debut Bahrain, beberapa negara lain memilih untuk tidak mengikuti kontes yang sempat tertunda karena Covid-19.
Malaysia yang telah berkompetisi hampir setiap tahun selama enam dekade terakhir, mengatakan pada Agustus bahwa mereka tidak akan berpartisipasi tahun ini karena pandemi Covid-19 yang memaksanya untuk membatalkan kontes Miss Malaysia-nya sendiri.
Namun, banyak pengamat berspekulasi bahwa penolakan Malaysia untuk mengakui Israel adalah kekuatan sebenarnya di balik keputusan tersebut. Awal tahun ini, Malaysia melarang atlet Israel memasuki negara itu untuk mengambil bagian dalam kompetisi squash internasional, yang menyebabkan badan olahraga global itu membatalkan turnamen tersebut.
Baca Juga: Israel Lakukan 150 Pelanggaran Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Hezbollah Lebanon
Indonesia yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, juga melewatkan acara tahun ini meskipun telah mengambil bagian selama bertahun-tahun. Indonesia mengumumkan pada akhir November bahwa “waktu persiapan yang ketat dan pembatasan Covid-19 lokal” menyebabkan keputusan tersebut.
Pemerintah Afrika Selatan menarik dukungannya untuk Miss Afrika Selatan, Lalela Mswane, atas keputusannya untuk ambil bagian dalam kompetisi di Israel. Tetapi Mswane menentang seruan agar dia memboikot kontes tersebut dan telah mengunggah foto-foto dari seluruh Israel di media sosial.
Keputusan untuk mengadakan ajang Miss Universe 2021 di Israel telah memicu protes, dengan beberapa kontestan negara lain menyerukan boikot acara tersebut.
Pasalnya, Israel masih melakukan pendudukan dan perlakuan brutal terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki.
Baca Juga: Iran Siap Dukung Tentara Suriah dan Irak
Slogan perdamaian yang didengungkan para kontestan bertentangan dengan praktik pembunuhan dan pelanggaran HAM di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk praktik blokade terhadap Jalur Gaza yang dipadati lebih dari 2 juta penduduk sangat miskin. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemerintah Inggris akan Tinjau Izin Penjualan Senjata ke Israel