Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baitul Maqdis, Negeri Para Nabi

Ali Farkhan Tsani Editor : Sri Astuti - 14 detik yang lalu

14 detik yang lalu

0 Views

Kawasan Masjidil Aqsa di wilayah Baitul Maqdis, Palestina. (Foto: Aqsa Online)

Baitul Maqdis bukan sekadar titik di peta bumi. Ia adalah tanah suci yang disirami jejak para nabi, dan langitnya merekam wahyu Ilahi.”

Di sinilah, di kawasan Baitul Maqdis, Palestina, Nabi Ibrahim bergelar Al-Khalil atau Khalilullah pernah menjejakkan kakinya memenuhi amanah Yang Maha Kuasa. Khalilullah artinya adalah Kekasih Allah atau Sahabat Allah, yang menunjukkan kedudukan tingginya sebagai hamba Allah yang sangat dicintai oleh Allah karena ketaatannya dan sifat-sifatnya yang sangat mulia.

Di sinilah, di kawasan Baitul Maqdis, anak keturunan Nabi Ibrahim memperkuat jejak dakwah tauhidullah. Nabi Ismail semasa lahirnya sebelum hijrah ke Makkah, Nabi Ishaq hingga dewasanya. Sampai Nabi Ya’qub dan Nabi Yusuf sebelum diangkut ke Mesir.

Di sinilah, di kawasan Baitul Maqdis, Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman, Rasul yang juga Raja  yang mampu menegakkan keadilan,

Baca Juga: Dari Silaturahmi ke Ajang Pamer: Media Sosial yang Kehilangan Ruh

Di sinilah, di kawasan Baitul Maqdis, Nabi Zakariya dan Nabi Yahya bersujud dalam khusyuk, dan Maryam berkhidmat mengabdikan hidupnya dengan penuh kesucian, hingga lahir Nabi Isa.

Ya, Baitul Maqdis, negeri ini telah lama menjadi mimbar dakwah, tempat para nabi menyeru umatnya kepada Tauhid dan ketundukan kepada Allah semata. Namun bukan tanpa ujian. Di tanah inilah para nabi diuji, dihinakan oleh kaumnya, bahkan ditumpahkan darahnya, hanya karena mereka membawa cahaya kebenaran di tengah gelapnya kesesatan.

Baitul Maqdis adalah negeri warisan iman. Ia bukan milik satu kaum, tapi milik semua hati yang mencintai kebenaran. Membela Baitul Maqdis adalah warisan spiritual yang diwariskan para nabi kepada umat setelah mereka. Negeri ini meminta pembelaan, bukan hanya dengan senjata, tapi juga dengan ilmu, doa, solidaritas, dan cinta.

Begitulah, memang seluruh Nabi dan Rasul utusan Allah bertugas menyeru umatnya untuk menyembah Allah Yang Esa (Tauhid).

Baca Juga: Menjarah: Akibat dari Keserakahan dan Ketidakadilan

Allah bertutur dalam kalam suci-Nya:

وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِى ڪُلِّ أُمَّةٍ۬ رَّسُولاً أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّـٰغُوتَ‌ۖ فَمِنۡهُم مَّنۡ هَدَى ٱللَّهُ وَمِنۡهُم مَّنۡ حَقَّتۡ عَلَيۡهِ ٱلضَّلَـٰلَةُ‌ۚ فَسِيرُواْ فِى ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَـٰقِبَةُ ٱلۡمُكَذِّبِينَ

Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat [untuk menyerukan]: “Sembahlah Allah [saja], dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan [rasul-rasul]”. (QS An-Nahl [16]: 36).

Mereka para Nabi dan Rasul utusan Allah, diutus oleh Allah yang Satu, dengan membawa agama yang satu, yakni Islam, untuk mengesakan-Nya. Diberi-Nya mereka suhuf kepada Nabi Ibrahim, juga kitab-kitab, Taurat kepada Nabi Musa, Zabur kepada Nabi Dawud, Injil kepada Nabi Isa dan disempurnakan dengan Al-Quran kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Semua kitab-kitab itu isinya adalah mentauhidkan Allah.

Baca Juga: Ketika Nabi Sulaiman Memperbarui Masjidil Aqsa

Nabi Ibrahim sebagai Bapaknya para Nabi (Abul Anbiya) menyebarkan dakwah di kawasan Baitul Maqdis dan sekitarnya sebagai seorang Muslim, bukan Nasrani apalagi Yahudi.

Allah Ta’ala menyebutkan di dalam ayat-Nya:

مَاكَانَ اِبْرٰهِيْمُ يَهُوْدِيًّا وَّلَا نَصْرَانِيًّا وَّلٰكِنْ كَانَ حَنِيْفًا مُّسْلِمًاۗ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

Artinya: “Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, melainkan dia adalah seorang yang hanif lagi berserah diri (muslim). Dia bukan pula termasuk (golongan) orang-orang musyrik.” (Q.S. Ali Imran [3]: 67).

Baca Juga: Fenomena Riya’ Digital: Bahaya Pamer Ibadah dan Gaya Hidup di Media Sosial

Demikian pula Nabi Ya’qub memelihara 12 anak-anaknya di kawasan Baitul Maqdis, beliau cucunya Nabi Ibrahim, yang diklaim oleh kaum Yahudi, adalah seorang Muslim yang menyeru menyembah Allah.

Ini seperti wasiat Nabi Ya’qub kepada anak-anaknya di ujung hayatnya.

اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُۙ اِذْ قَالَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْۗ قَالُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِلٰهَ اٰبَاۤىِٕكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ

Artinya: Apakah kamu (hadir) menjadi saksi menjelang kematian Ya‘qub ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 133).

Baca Juga: Tadabur Rekayasa Jalan Raya, Ikhtiar Menuju Keselamatan Berkendara

Demikian pula Nabi Musa, yang diperintahkan Allah untuk memasuki kawasan Baitul Maqdis

Firman Allah:

يٰقَوْمِ ادْخُلُوا الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِيْ كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوْا خٰسِرِيْنَ

Artinya: “Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitul Maqdis) yang telah Allah tentukan bagimu dan janganlah berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang-orang yang rugi.”(Q.S. Al-Maidah [5]: 21).

Baca Juga: Bersaudara Karena Allah

Nabi Dawud, yang oleh kaum Yahudi disebut dengan David, adalah utusan Allah ke kawasan Baitul Maqdis, adalah untuk menyembah Allah. Seperti Allah sebutkan di dalam ayat:

اِصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُوْلُوْنَ وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوٗدَ ذَا الْاَيْدِۚ اِنَّهٗٓ اَوَّابٌ

Artinya: “Bersabarlah atas apa yang mereka katakan dan ingatlah akan hamba Kami, Daud, yang mempunyai kekuatan. Sesungguhnya dia adalah orang yang selalu kembali (kepada Allah).” (Q.S. Shad [38]:17).

Bahkan Nabi Dawud sesungguhnya adalah khalifah di muka bumi, seperti firman-Nya:

Baca Juga: 7 Alasan Rakyat Palestina Yakin Indonesia Bantu Perjuangannya

يٰدَاوٗدُ اِنَّا جَعَلْنٰكَ خَلِيْفَةً فِى الْاَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوٰى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَضِلُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ ۢ بِمَا نَسُوْا يَوْمَ الْحِسَابِࣖ

Artinya: (Allah berfirman,) “Wahai Dawud, sesungguhnya Kami menjadikanmu khalifah (penguasa) di bumi. Maka, berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan hak dan janganlah mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari Perhitungan.” (Q.S. Shad [38]: 26).

Puteranya Nabi Dawud, Nabi Sulaiman juga berdakwah di kawasan Baitul Maqdis, yang telah menulis korespondensi surat ke Ratu Saba dengan kalimat Basmallah. Sebagaimana Allah mengabadikannya dalam ayat:

اِنَّهٗ مِنْ سُلَيْمٰنَ وَاِنَّهٗ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ

Baca Juga: Amal Baik vs Amal Banyak: Rahasia Hidup Bermakna Menurut QS. Al-Mulk Ayat 2

Artinya: Sesungguhnya (surat) itu berasal dari Sulaiman yang isinya (berbunyi,) “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (Q.S. An-Naml [27]: 30).

Demikian pula nabi-nabi lainnya, banyak diturunkan di bumi Baitul Maqdis. Adalah Nabi Zakariya, Nabi Yahya hingga Nabi Isa. Adapun Nabi Muhammad, walaupun wilayah dakwahnya di Makkah dan Madinah, Allah mengaitkannya dengan bumi Baitul Maqdis dengan peristiwa Isra Mi’raj.

Kini, saat penjajahan Zionis menodai kesucian tanah para Nabi, Baitul Maqdis, di mana di dalamnya ada Masjidil Aqsa, Zionis dengan kesombongan dan kekerasannya, kita sebagai pelanjut dakwah kenabian, tak boleh tinggal diam. Membebaskan Baitul Maqdis bukan sekadar misi kemanusiaan dan pembebasan dari segala bentukpenjajahan, tapi juga bentuk kesetiaan kita pada warisan kenabian.

Karena siapa yang mencintai para nabi, pasti akan mencintai tanah tempat mereka berjuang. Dan siapa yang mencintai Baitul Maqdis, sejatinya mencintai kebenaran dan ingin menjadi bagian dari sejarah kemenangan yang dijanjikan. []

Baca Juga: 9 Fakta Mengejutkan: Tanda-Tanda Zionis Israel Menuju Kehancuran

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Kementerian Haji dan Umrah, Antara Harapan dan Kekhawatiran

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Kolom
Palestina
Indonesia