Jakarta, MINA — Pembina wakaf/">Baitul Wakaf Ustaz Asih Subagyo mengatakan ketahanan pangan bisa menjadi solusi bangsa pasca wabah corona covid-19.
Himpitan ekonomi menjadi dampak yang dirasakan secara luas oleh masyarakat Indonesia.
“Pasca covid ini, tantangannya luar biasa. Ketahanan pangan ini problem mendasar yang harus kita pikirkan di tengah kesulitan ekonomi masyarakat,” jelas Ustaz Asih pada diskusi daring bertema Wakaf Spiritual dan Sosial Responsibility di Tengah Pandemi yang digelar wakaf/">Baitul Wakaf dan Badan Wakaf Indonesia (BWI), Kamis (14/5) sore.
Ustaz Asih mengungkapkan, kelaparan akibat masyarakat tidak mampu membeli pangan bisa berekses negatif dalam kehidupan sosial. Untuk itu, wakaf/">Baitul Wakaf menggelorakan program ketahanan pangan dengan memanfaatkan tanah-tanah wakaf milik ormas Islam Hidayatullah.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Tanah-tanah wakaf Hidayatullah seluruh Indonesia diinstruksikan untuk ditanam pangan. Agricultural, konsep ketahanan pangan kedepan berbasis wakaf,” terang Ustaz Asih.
Dalam jangka panjang, program ketahanan pangan ini dapat menjadi solusi ketika terjadi bencana alam. Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara yang rawan bencana alam.
“Indonesia mau goncangan apapun, jika pangannya mandiri, maka tidak memiliki pengaruh. Jika konsep wakaf ini dipadukan dengan zakat, maka tidak ada istilah kesulitan ekonomi,” ujar Ustaz Asih.
wakaf/">Baitul Wakaf adalah nazhir wakaf produktif dari Laznas BMH yang dibentuk ormas Islam Hidayatullah. Menurut Ustaz Asih, saat ini Hidayatullah mengelola produk wakaf berupa 580 pesantren, 350 sekolah, 50 minimarket, 20 poliklinik, pertanian/perkebunan, peternakan, home industry dan konveksi.(R/R1/P2)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Mi’raj News Agency (MINA)