Jakarta, MINA – Indonesia memprediksi pakta pertahanan antara Australia, Amerika Serikat dan Inggris (AUKUS) akan semakin meningkatkan dinamika di Laut China Selatan.
Menurut Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya TNI Aan Kurnia, dampak langsung di sektor pertahanan adanya AUKUS tersebut menyebabkan kehadiran kekuatan militer besar di perairan Laut China Selatan akan meningkat.
Selain itu juga, pakta pertahanan tersebut dinilai bisa menyebabkan gangguan dan terjadinya peningkatan risiko lalu lintas pelayaran.
“Sehingga kalau larinya ekonomi keamanan, asuransi akan meningkat, biaya logistik meningkat sehingga menciptakan krisis energi dan ekonomi, itu dampak keamanannya,” jelas Aan saat Rapat Dengar Pendapat dengan DPR, di Jakarta, Senin (20/9).
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
“Kontestasi di laut juga akan mendorong negara yang terlibat untuk meningkatkan kemampuan perangnya sehingga berpotensi terjadinya risiko pecah perang, kata Aan.
Pada 15 September, Australia, Inggris dan Amerika Serikat mengungkapkan kerja sama pertahanan trilateral. Salah satu isinya, Australia akan dilengkapi dengan armada kapal selam bertenaga nuklir canggih.
Sejumlah negara menyampaikan keprihatinan atas kerja sama tersebut dan meminta Australia meninggalkan permainan kekuatan dan pengembangan senjata nuklir di wilayah Indo-Pasifik. (T/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa