Kashmir, MINA – Delapan gerilyawan Kashmir tewas dalam dua bakutembak terpisah dengan pasukan India di Kashmir yang dikelola India selama 24 jam terakhir.
Polisi setempat mengatakan, tiga gerilyawan tewas dalam bentrokan di Meej, daerah Pampore, distrik Pulwama selatan, sementara lima lainnya tewas di daerah Bandpawa di distrik Shopian, Anadolu Agency melaporkan, Jumat (19/6).
Seorang perwira polisi mengatakan kepada Anadolu bahwa pasukan keamanan pada Kamis (18/6) pagi melancarkan operasi penjagaan dan pencarian di Meej, Kashmir Selatan, setelah menerima informasi spesifik tentang kehadiran gerilyawan di sana.
Hal serupa disampaikan oleh Juru Bicara Pertahanan Tentara India Kolonel Rajesh Kalia. Ia mengatakan, pasukannya telah melancarkan operasi di Shopian setelah menerima informasi intelijen tentang keberadaan gerilyawan di daerah itu.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Sementara itu, internet di distrik Pulwama dan Shopain ditangguhkan setelah pertempuran itu pecah.
Sumber dari kepolisian juga mengatakan bahwa hampir 32 gerilyawan telah tewas di Kashmir selatan selama 19 hari terakhir, termasuk 22 gerilyawan yang tewas di Shopian dalam waktu kurang dari dua pekan.
Meskipun ada banyak seruan untuk gencatan senjata, kekerasan di wilayah yang disengketakan terus berlanjut.
Dalam sebuah pernyataan di bulan Maret, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mendesak pihak-pihak yang bertikai di seluruh dunia untuk meletakkan senjata mereka dalam mendukung perang melawan virus corona baru, tetapi situasi di Kashmir yang dikelola India telah memburuk ditambah wabah tersebut.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Kashmir dikuasai oleh India dan Pakistan sebagian dan diklaim oleh keduanya secara penuh. Sepotong kecil Kashmir juga dikuasai oleh Cina.
Sejak mereka dipartisi pada tahun 1947, kedua negara telah berperang tiga kali pada tahun 1948, 1965, dan 1971.
Beberapa kelompok gerilyawan di Jammu dan Kashmir telah berperang melawan pemerintah India untuk kemerdekaan atau penyatuan dengan Pakistan.
Menurut beberapa organisasi hak asasi manusia, ribuan orang dilaporkan tewas dalam konflik di wilayah tersebut sejak 1989. (T/R7/RI-1)
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Mi’raj News Agency (MINA)