Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bangkitkan Rasa Nasionalisme, FORPASS, BNPT RI, KBRI Khartoum Gelar Seminar Kebangsaan di Sudan

Rana Setiawan - Senin, 29 Mei 2017 - 22:57 WIB

Senin, 29 Mei 2017 - 22:57 WIB

349 Views

Khartoum, 3 Ramadhan 1438/29 Mei 2017 (MINA) – Forum Pasca Sarjana Sudan (FORPASS), bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Khartoum,  akan menggelar Seminar Kebangsaan bertajuk “Strategi Pelajar dan Mahasiswa Timur-Tengah dalam Menghadapi Problematika Global.”

Seminar Kebangsaan yang dilaksanakan di Africa Conference Hall, Universitas Internasional Afrika, Khartoum-Sudan, pada Rabu, 7 Juni 2017 ini akan menghadirkan pembicara dari BNPT RI dan para ulama nasional Sudan.

Sidik Mustaqim, Koordinator Media dan Publikasi Seminar Kebangsaan ini menjelaskan, seminar yang didukung beberapa ormas, orpol, organisasi kekeluargaan, dan almamater Indonesia yang ada di Sudan diwarnai dengan Kompetisi Penulisan Artikel tentang ”Sumbangsih Ulama Nusantara dalam Bidang Hadist” dengan mengambil tema Seminar Kebangsaan.

Dia menjelaskan, seminar ini bertujuan menyosialisasi dan memantapkan ideologi Pancasila, meningkatkan wawasan kebangsaan, serta membentengi mahasiswa Indonesia yang ada di luar negeri khususnya pelajar dan mahasiswa WNI yang berada di Timur Tengah dari pemikiran-pemikiran radikal.

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

“Sasaran dari kegiatan ini meliputi para Mahasiswa Indonesia yang sedang melakukan studinya di Sudan, terbagi di sembilan perguruan tinggi atau universitas serta WNI yang ada di Sudan,” ujarnya.

Koresponden Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency) itu juga menjelaskan, pelaksaan seminar kebangsaan ini dilatarbelakangi kondisi sosial politik di Timur Tengah yang saat ini menjadi perhatian dunia. Konflik yang tengah terjadi melahirkan berbagai macam analisa dan spekulasi, tak sedikit justru berujung pada stigma negatif terhadap Islam itu sendiri.

Upaya rekonstruksi pemikiran ke-Islaman pun gencar dilakukan demi mencegah merembetnya konflik serupa di belahan dunia lain, tidak terkecuali Indonesia yang merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.

“Tentunya peran aktif seluruh komponen dari masyarakat Indonesia, terutama para ulama dan cendekiawan dituntut dalam membentengi masyarakat dari berbagai macam pemikiran yang kontra kondusif bagi terciptanya cita-cita dalam berbangsa dan bernegara,” imbuh Sidik.

Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu

Sudan merupakan salah satu negara yang menjadi daya tarik mahasiswa Indonesia untuk menuntut Ilmu-ilmu Islam dan Arab. Dibandingkan dengan Negara-negara timur tengah yang lain, Sudan memiliki beberapa keunggulan selain tidak ditutupi pula ada beberapa kelemahannya.

Sejak awal mahasiswa Indonesia belajar di Sudan yaitu pada 15 Februari 1982 lalu hingga saat ini, sudah ratusan alumni mahasiswa Indonesia lulusan dari beberapa perguruan tinggi di Sudan dan sudah berkiprah di tanah air.

Hingga saat ini lebih dari 700 mahasiswa Indonesia yang tengah aktif menuntut ilmu di Sudan mulai dari jenjang S1 hingga S3.

Jumlah yang cukup banyak ini tentunya diperlukan adanya perhatian dari pemerintah, terlebih lagi pada pihak terkait untuk membentengi mahasiswa-mahasiwa Indonesia dari pemikiran-pemikiran radikal yang dapat saja muncul secara tak disadari.

Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia

Sementara itu, untuk menyukseskan acara ini, pihak panitia menggandeng beberapa media nasional dan internasional yang ada di Indonesia untuk menjadi media partner, seperti Kantor Berita Islam Mi’raj News Agency (MINA) yang menyajikan program pemberitaan dalam tiga bahasa Internasional, dan menggandeng media Portal yaitu Good News From Indonesia (GNFI). (L/K02/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
Internasional
Asia
Afrika
Indonesia