Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bangkitlah Muslimah, Allah Selalu Ada untukmu

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 1 jam yang lalu

1 jam yang lalu

5 Views

Ilustrasi

ALLAH Ta’ala berfirman, “Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang yang kafir.” (Qs. Yusuf: 87)

etika Luka Membelenggu, Ingatlah Allah Tak Pernah Meninggalkanmu. Hidup tak selalu memberi kita pelangi. Ada masa ketika langit mendung begitu kelam, angin hidup menusuk hati, dan badai datang tanpa aba-aba. Tak sedikit dari kita, para muslimah, yang meneteskan air mata dalam sepi.

Mungkin karena perasaan diabaikan, mungkin karena luka dari pengkhianatan, beban rumah tangga yang berat, kesepian dalam kesendirian, atau perjuangan membesarkan anak seorang diri. Luka itu nyata, rasa itu pedih. Namun, percayalah satu hal: Allah selalu ada.

Sering kali kita merasa sendirian. Dunia seakan buta pada derita kita. Kita kuat di luar, tetapi lemah di dalam. Kita tersenyum, padahal hati ingin berteriak. Namun justru di sanalah letak kedekatan kita dengan Rabb. Saat tak ada satu pun manusia yang mengerti, Allah memahami hingga yang tak terucap. Ia Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Mengetahui isi dada.

Baca Juga: Ketika Muslimah Bersandar pada Allah

Muslimah, jangan biarkan luka mencuri harapanmu. Jangan biarkan duka merenggut imanmu. Tangisanmu di atas sajadah lebih kuat daripada jeritmu di dunia. Bahkan satu tetes air matamu yang jatuh karena takut atau rindu kepada-Nya, bisa lebih mulia di sisi Allah daripada sejuta langkah menuju dunia.

Ketika tak ada yang mendengarkan, Allah mendengar.
Ketika tak ada yang peduli, Allah peduli.
Ketika semua orang meninggalkanmu, Allah mendekapmu.

Jika hidup membuatmu jatuh berulang kali, bangkitlah dengan kalimat Hasbiyallahu laa ilaaha illa Huwa. Cukup Allah bagiku. Cukup cinta-Nya menjadi tempatku pulang. Ingatlah kisah Hajar, ibu dari Ismail. Ia ditinggal suami di padang tandus tanpa manusia.

Ia berlari dari Shafa ke Marwah, mencari air untuk putranya. Namun bukan larinya yang menghasilkan air, tapi keimanan dan kesabaran yang membuahkan mata air Zamzam. Allah melihatnya. Allah mengangkatnya. Dan Allah memuliakannya sepanjang zaman.

Baca Juga: Menjadi Muslimah yang Dicintai Allah

Begitulah Allah mencintai wanita-wanita tegar. Bukan dengan kehidupan yang mudah, tapi dengan ujian yang menguatkan. Bukan dengan jalan mulus, tapi dengan tikungan yang penuh doa.

Maka jangan takut gagal. Jangan malu jatuh. Jangan putus asa saat diuji. Karena setiap luka yang kau alami, akan menjadi alasan Allah mendekat padamu. Dan setiap kesabaranmu, akan menjadi tangga menuju surga.

Bangkitlah, Muslimah: Karena Dunia Butuh Cahaya dari Hatimu yang Tegar. Muslimah, engkau adalah cahaya. Dalam dadamu ada iman. Dalam langkahmu ada kekuatan. Dalam tangismu ada harapan yang tak bisa dihancurkan. Maka bangkitlah. Dunia ini membutuhkan kehadiranmu. Bukan sekadar sebagai istri, ibu, atau anak, tetapi sebagai cahaya yang menuntun peradaban.

Jangan remehkan peranmu. Satu kata bijakmu bisa mengubah hati yang gelap. Satu pelukanmu bisa menenangkan jiwa yang nyaris hancur. Satu doamu bisa mengguncang langit dan menurunkan rahmat. Engkau bukan wanita biasa. Engkau adalah penerus perjuangan Khadijah yang rela mengorbankan hartanya demi dakwah.

Baca Juga: Bangkitlah Muslimah: Allah Selalu Membantumu

Engkau adalah peneladan Aisyah yang ilmunya menerangi generasi. Engkau adalah saudari Sumayyah yang keteguhannya mengguncang kekejaman. Dan engkau adalah pewaris sabar dari Maryam, yang tetap suci meski diuji tanpa manusia yang mengerti.

Dunia hari ini dipenuhi dengan suara bising, konten palsu, wajah-wajah yang mengejar popularitas. Tapi engkau, Muslimah, tak perlu bersaing di antara kemilau itu. Cukup jadi dirimu yang asli. Cukup berdiri dengan iman. Cukup jalani peranmu dengan ikhlas dan penuh cinta. Itulah kekuatan yang paling ditakuti dunia.

Muslimah yang bangkit bukan yang tak pernah menangis, tapi yang tetap berdiri meski air mata masih mengalir. Muslimah yang kuat bukan yang sempurna, tapi yang tetap berjuang meski berkali-kali gagal. Muslimah yang hebat bukan yang paling dipuji, tapi yang paling tulus mencintai Allah tanpa pamrih duniawi.

Bangkitlah dari kesedihan. Bukalah lembaran baru. Tulis ulang kisah hidupmu dengan tinta taubat, semangat, dan keyakinan. Tatap masa depan dengan mata yang terang oleh harapan, bukan ketakutan. Karena Allah selalu ada untukmu, bahkan ketika kamu sendiri tak bisa melihat secercah jalan.

Baca Juga: Berkali-kali Terusir, Berkali-kali Terluka: Kesaksian 77 Tahun Nakba dari Halima Abu Dayya

Muslimah, kamu tidak sendiri. Ada banyak saudari seiman yang berjalan bersamamu. Ada Allah yang tak pernah tidur. Ada malaikat yang mencatat sabarmu. Ada surga yang menantimu jika kau tetap istiqamah.

Berhentilah merasa tak berarti. Setiap sujudmu, Allah catat. Setiap sabarmu, Allah balas. Setiap pengorbananmu, Allah simpan dalam catatan kebaikan yang tak akan pernah hilang. Mungkin dunia tak tahu namamu. Mungkin manusia tak memujimu. Tapi Allah mengenalmu, memuliakanmu, dan menantimu di surga.

Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (Qs. Al-Insyirah: 6–8)

Muslimah, dunia mungkin membuatmu lelah, tapi jangan biarkan imanmu rapuh. Jadikan setiap ujian sebagai jalan pulang kepada Allah. Genggam kembali hatimu yang sempat hilang. Dan katakan pada dirimu:

Baca Juga: Meneladani Siti Hajar untuk Menjadi Muslimah Tangguh Masa Kini

“Aku mungkin terjatuh, tapi aku tidak kalah. Aku mungkin menangis, tapi aku tetap bertahan. Karena aku punya Allah, dan itu cukup.” Bangkitlah, Muslimah. Allah selalu ada untukmu.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Muslimah Inspiratif, Dari Hijrah hingga Menjadi Teladan

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Khadijah
Khadijah