Dhaka, MINA – Pemerintah Bangladesh mulai membantu 5.000 pengungsi Rohingya di pulau terpencil khusus untuk pengungsi yakni Pulau Bhasan Char, dengan peralatan untuk mencari nafkah, setelah tahun lalu memindahkan mereka ke sana.
Pada tahap pertama proyek, yang dimulai, Jumat (16/7) lalu, 2.500 Rohingya diberikan jaring ikan, becak, unggas, alat tukang sepatu, mesin jahit, dan peralatan pertukangan,“ kata Moazzam Hossain, yang bertanggungjawab atas kamp Bhasan Char dan komisaris tambahan dari Komisi Bantuan dan Repatriasi Pengungsi, mengatakan kepada Arab News, Senin (19/7).
“Berdasarkan penilaian baru-baru ini, kami berencana untuk menyediakan 5.000 Rohingya dengan peralatan mata pencaharian sesuai dengan keahlian mereka,” katanya.
Saat ini, hampir 19.000 Rohingya tinggal di Bhasan Char, yang dijuluki pulau Rohingya, setelah Dhaka mulai memindahkan para pengungsi dari kamp-kamp yang penuh sesak di distrik Cox’s Bazar ke fasilitas tersebut pada bulan Desember.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
“Banyak orang Rohingya berpengalaman dalam penangkapan ikan, peternakan unggas, pemeliharaan ternak, dan pertanian … sekarang mereka dapat mencari nafkah,” kata Hossain.
Bangladesh saat ini menampung lebih dari 1,1 juta Rohingya di kamp pengungsi Cox’s Bazar, yang diyakini sebagai pemukiman pengungsi terbesar di dunia, dengan rencana untuk merelokasi 100.000 lebih ke Bhasan Char.
Rohingya merupakan anggota kelompok minoritas etnis dan agama, banyak dari mereka melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar selama penumpasan militer pada tahun 2017.
Myanmar yang mayoritas beragama Buddha menganggap Rohingya sebagai “Bengali” dari Bangladesh, meskipun keluarga mereka telah tinggal di negara itu selama beberapa generasi.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Sejak dipindahkan ke Bhasan Char, Rohingya terutama mengandalkan bantuan pemerintah dan bantuan asing untuk bertahan hidup, tetapi telah mendorong kemandirian finansial sejak itu. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam