
Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Urusan Asia Tengah dan Selatan, Alice Wells menemui Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina di Dhaka, Rabu, 30 Agustus 2017. (Foto: bdnews24)
Dhaka, MINA – Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina meminta Amerika Serikat (AS) menekan pemerintah Myanmar agar menghentikan masuknya pengungsi Rohingya ke negaranya.
Hasina menyampaikan permintaan itu saat pertemuannya dengan Alice Wells, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Asia Tengah dan Selatan. Demikian bdnews24 memberitakan yang dikutip MINA.
Sekretaris Pers Perdana Menteri memberi tahu media setelah Wells menemui Hasina di kantornya di Dhaka, Rabu (30/8).
“Perdana Menteri mengatakan kepada Asisten Luar Negeri (AS) bahwa Bangladesh telah memberikan perlindungan kepada mereka atas dasar kemanusiaan, tapi sekarang ini menjadi masalah besar bagi kami,” kata Ihasanul Karim, Sekretaris Pers Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Baca Juga: Trump Terkejut Atas Penolakan Mesir dan Yordania Soal Relokasi Warga Gaza
Kekerasan meletus di beberapa wilayah di Rakhine State Myanmar, Rakhine, menyusul serangan militan terhadap 30 pos polisi dan sebuah kamp militer pada 25 Agustus.
Sedikitnya 110 orang terbunuh dalam pertempuran beberapa hari antara militan dan pasukan keamanan Myanmar, termasuk 12 personel keamanan Myanmar.
Ribuan orang Rohingya telah berusaha menyeberang ke Bangladesh sejak saat itu. Pasukan keamanan Myanmar juga menembaki orang-orang Rohingya yang berlindung di perbatasan.
Bangladesh telah menempatkan pasukan perbatasan untuk mencegah adanya pengungsi penyeberangi perbatasan lebih lanjut.
Baca Juga: Lavrov: G20 Sambut Baik Perundingan Rusia-AS di Riyadh
Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), sudah lebih 18.500 Muslim Rohingya telah melintasi perbatasan ke Bangladesh sejak pecahnya kekerasan baru.
Sementara masih ada ribuan pengungsi yang terjebak di perbatasan Myanmar-Bangladesh, berharap diizinkan menyeberang ke Cox’s Bazar, tempat yang sudah menampung pengungsi Rohingya ratusan ribu jiwa. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rusia Soroti Perlunya Palestina Merdeka untuk Selesaikan Krisis Gaza