Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bangladesh Minta Dukungan Jerman Untuk Zona Aman Rohingya

Arina Islami Editor : Ali Farkhan Tsani - 20 detik yang lalu

20 detik yang lalu

1 Views

Pengungsi Rohingya di di kamp pengungsian Madhuchara, Kutupalong, Cox's Bazar. (Foto: ANTARA)

Swiss, MINA – Kepala pemerintahan transisi Bangladesh Muhammad Yunus meminta dukungan Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam menciptakan zona aman bagi kelompok etnis Rohingya di negara bagian Rakhine Myanmar di bawah pengawasan PBB.

Yunus meminta dukungan tersebut ketika kedua pemimpin bertemu di sela-sela pertemuan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss pada Selasa (21/1), menurut pernyataan resmi. Mengutip Anadolu, Rabu (22/1).

Bangladesh menghadapi beban pengungsi yang semakin meningkat di distrik perbatasan tenggara Cox’s Bazar.

Konflik yang meningkat antara pemerintah junta Myanmar dan pemberontak Tentara Arakan mendorong lebih banyak warga Rohingya untuk menyeberangi perbatasan Bangladesh dalam gelombang pengungsi baru.

Baca Juga: Pertama di Asia Tenggara, UU Kesetaraan Pernikahan Sesama Jenis Berlaku di Thailand 

Dia juga menjelaskan kepada Kanselir Jerman itu bagaimana kaum muda bergabung dalam pemberontakan pada Juli 2024 untuk mengakhiri pemerintahan yang buruk selama bertahun-tahun di Bangladesh.

Mantan perdana menteri Bangladesh Sheikh Hasina melarikan diri ke negara tetangga, India pada 5 Agustus 2024 menyusul pemberontakan yang dipimpin mahasiswa yang mengakhiri pemerintahan otokratisnya selama 15 tahun. Pada 8 Agustus 2024, Yunus membentuk pemerintahan transisi.

“Anda dapat tenang karena kami akan mendukung Anda,” kata Olaf Scholz kepada Yunus.

Bangladesh menampung lebih dari 1,2 juta warga Rohingya di Cox’s Bazar. Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari Myanmar pada Agustus 2017 selama tindakan keras militer yang digambarkan oleh kelompok hak asasi manusia sebagai genosida.

Baca Juga: Inflasi Pangan Bangladesh: 23,6 Juta Orang Alami Kerawanan Pangan

Sementara itu, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi bertemu dengan Yunus dan mengatakan lembaganya akan mendukung Bangladesh dalam upayanya untuk menemukan solusi yang langgeng untuk krisis Rohingya, khususnya, dengan menyelenggarakan konferensi global besar tentang masalah tersebut akhir tahun ini.

Yunus menyerukan agar fokus global kembali pada krisis Rohingya, dengan mengatakan masuknya sekitar 100 ribu pengungsi telah menambah beban lebih lanjut pada Bangladesh, menurut pernyataan lain oleh kantor Yunus pada Rabu (22/1).

“Situasinya semakin rumit. Mereka mendorong lebih banyak warga Rohingya ke Bangladesh,” kata Yunus kepada Grandi.

“Kami siap bekerja sama dengan Anda,” kata Grandi.[]

Baca Juga: Hari Pertama Menjabat, Trump Langsung Batalkan Sanksi terhadap Pemukim Israel

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Indonesia
Dunia Islam
Asia