Al-Quds (Yerusalem), 21 Rabi’ul Awwal 1435/23 Januari 2014 (MINA) – Yayasan Al-Aqsha untuk Wakaf dan Warisan Islam mengungkapkan dalam sebuah laporan bahwa penjajah Israel memulai penggalian baru di Distrik Wadi Hilweh, Silwan, hanya beberapa puluh meter sebelah selatan Masjid Al-Aqsha untuk membangun Pusat Taurat Yahudi.
Yayasan Al-Aqsha mengatakan, otoritas penjajah Israel menghancurkan monumen-monumen warisan Islam jaman kekhilafahan Utsmaniyah di daerah tersebut, Palestine Information Center (PIC) melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
Sebelumnya penjajah Israel telah menghancurkan pemakaman Islam dari jaman Kekhilafahan Abbasiyah dalam penggalian di sekitar lokasi tersebut.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Yayasan Al-Aqsha menambahkan bahwa Otoritas Arkeologi Israel telah memulai penggalian di pintu masuk menuju lingkungan Wadi Hilweh, di tanah Palestina yang disita yang digunakan selama bertahun-tahun sebagai area parkir.
Penggalian didanai organisasi ekstrimis Yahudi pro permukiman ilegal Elad Association dengan dukungan pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu itu merupakan perluasan dari situs sebelahnya, yang dimulai Israel sejak tahun 2007 sampai sekarang secara berkesinambungan.
Yayasan Al-Aqsha menegaskan, penggalian baru itu menggusur peninggalan Islam dari masa Kekhilafahan Umawiyah, Abbasiyah sampai Ustmaniyah. Pihak Israel mengklaim penggalian itu dalam rangka tujuan arkeologi di kawasan Al-Quds.
Tujuan utama dari penggalian tersebut menurut otoritas penjajah Israel untuk membangun Pusat Taurat Yahudi yang diberi nama “Kuil Taurat” terdiri dari delapan lantai, yang akan dihubungkan dengan jaringan terowongan di sepanjang kota Silwan hingga ke bagian bawah Masjid Al-Aqsha.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Lembagai tersebut melaporkan, penggalian Israel di bawah kompleks Masjid Al-Aqsha sudah mencapai 18 meter di bawah tanah.
Langkah itu melengkapi upaya Yahudisasi penuh di Kota Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha setelah sebanyak 104 sinagog Yahudi tersebar di sekitar lingkungan Masjid Al-Aqsha.
Masjid Al-Aqsha dengan luas sekitar 144 ribu meter persegi, merupakan 1/6 dari seluruh luas area yang dikelilingi tembok kota tua Al-Quds, baik di atas dan di bawah area adalah milik umat Islam. Yahudi mengklaim secara sepihak kawasan Al-Aqsha sebagai sinagog mitos mereka Haikal (Temple Mount), tempat dua sinagog Yahudi terbesar di zaman kuno.
Dalam mitos Yahudi dikatakan, juru selamat mereka tidak akan turun ke bumi sebelum sebuah sinagog Yahudi terbesar ketiga dibangun di atas lokasi Masjid Al-Aqsha. Namun dalam keyakinan umat Islam, Masjid Al-Aqsha merupakan tempat paling suci ketiga. Al-Aqsha merupakan tempat ibadah utama, kiblat pertama umat Islam dan tempat Isra Mi’raj Nabi Muhammad Shalallahu’ Alaihi Wa Salam.
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza
Yayasan Al-Aqsha mengingatkan bahaya mengincar peninggalan Islam di kawasan sekitar Masjidil Aqsha dan kota Al-Quds, yang diubah menjadi kawasan yahudi. Sementara itu penjajah Israel berupaya mengisolasi Masjid Al-Aqsha dari kawasan sekitarnya, terutama daerah berpenduduk pribumi Palestina, Silwan.
Yayasan menyerukan kepada segenap pihak terkait di dunia Islam, dunia Arab, dan segenap rakyat Palestina untuk bahu-membahu menghadapi rencana yahudisasi Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha.(T/P02/E1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara