
MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) dr Sarbini Abdul Murad dan Tim MER-C lainnya saat berkolaborasi dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam misi pembangunan Rumah Sakit (RS) yang aka di bangun di Myanmar. (Foto: Putri/MINA)" width="300" height="136" /> Anggota Presidium MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) dr Sarbini Abdul Murad dan Tim MER-C bersama Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam membicarakan tindak lanjut misi pembangunan Rumah Sakit (RS) yang akan di bangun di Myanmar. (Foto: Putri/MINA)
Jakarta, 6 Jumadil Akhir 1437/16 Maret 2016 (MINA) – Lembaga kemanusiaan, MER-C (Medical Emergency Rescue – Committee) menjajaki kerjasama dengan Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia dalam rangka pembangunan rumahsakit di Rakhine, Myanmar.
Presedium MER-C dr Sarbini Abdul Murad hari Rabu membicarakan penjajakan kerjasama ini dengan Koordinator Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia, Ria Sulaeman, di kantor yayasan di Jalan Kapuk Indah Boulevard, Jakarta Utara.
Mayoritas penduduk Myanmar adalah beragama Budha. MER-C sebelumnya sudah berhasil menginisiasi pembangunan Rumahsakit Indonesia di Gaza, Palestina, dengan dana dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia.
Ketua Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia mengatakan akan membicarakan lebih lanjut ajakan kerjasama ini dengan pimpinan yayasan.
Baca Juga: Erupsi Ganda Gunung Semeru, Warga Diimbau Jauhi Besuk Kobokan
Menurutnya, yayasannya banyak melakukan kegiatan kemanusiaan seperti membangun rumahsakit, membantu korban bencana alam, tanpa memandang agama.
Ria Sulaeman mengatakan, Buddha sangat mengapresiasi semua bentuk kegiatan kemanusiaan dan tidak memandang agama apapun dalam misi kemanusiaan tersebut.
“Kita di yayasan ini, membantu semua bentuk kegiatan kemanusiaan, seperti membangun rumah sakit, korban bencana alam dan lain sebagainya,” kata Ria.
Ia juga mengatakan, kegiatan cinta kasih akan terus dilakukan yayasan agar masyarakat yang kurang mampu terbantu.
Baca Juga: Mengenang Tragedi Titanic, Refleksi Kemanusiaan dalam Cahaya Iman
Sementara itu setelah menunggu proses pengurusan ijin pada pihak-pihak terkait selama kurang lebih tiga bulan, MER-C dapat mengirim Misi Kemanusiaan Kedua ke Myanmar, sekaligus melanjutkan persiapan pembangunan rumahsakit.
Misi kemanusiaan pertama MER-C sebelumnya berlangsung pada September 2012.
Berbekal Nota Diplomatik dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) dan bantuan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Yangoon, akhirnya Tim MER-C mendapat izin untuk bisa masuk sampai ke Sittwe, Rakhine, di mana konflik komunal antara Muslim Rohingya dan Budha Rakhine terjadi.
Tim terdiri dari tujuh orang relawan dengan berbagai keahlian baik medis maupun non medis, yang melaksanakan misi selama sepuluh hari. (L/P007/P2)
Baca Juga: Militer Israel Akui Serangan ke RS Al-Ahli di Gaza, Hancurkan Ruang Bedah dan ICU
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemerintahan Trump Lakukan PHK Massal di Departemen Pendidikan AS