Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BANGUN TOLERANSI, PUSAT ISLAM TOLEDO GELAR DIALOG MUSLIM-KATOLIK 

Ali Farkhan Tsani - Rabu, 7 Oktober 2015 - 11:27 WIB

Rabu, 7 Oktober 2015 - 11:27 WIB

483 Views

dialog-islam-katolik-catholicnews-300x212.jpg" alt="dialog islam katolik catholicnews" width="470" height="332" /> Salah satu acara dialog Islam-Katolik (Foto: Catholicnews)

Ohio, AS, 23 Dzulhijjah 1434/7 Oktober 2015 (MINA) – Para pemimpin agama dari barat laut Ohio, Amerika Serikat (AS), akan bertemu dan berkumpul, Kamis (8/10), dalam acara Dialog Katolik-Muslim yang dilangsungkan di Islamic Center of Greater Toledo (ICGT) di Perrysburg.

Dialog lintas kepercayaan yang diadakan untuk membangun dan memperkuat toleranasi dan saling memahami itu, akan menghadirkan Imam Talal Eid dari ICGT dan Pendeta David Bruning, pastor dari  St. Caspar Parish di Wauseon, sebagai pembicara utama.

Untuk meningkatkan pemahaman, panel bertajuk “Muslim-Catholic relations after 50 years of dialogue: Where do we go from here?” akan memberikan setiap orang sekitar 20 menit untuk mengemukan pendapat dan perspektif. Sesi tanya jawab juga akan diberikan kepada peserta dialog.

Imam Eid optimistis, diskusi tersebut dapat membantu menemukan landasan bersama yang positif untuk membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik. Seperti pentingnya berbuat baik kepada para tetangga, di mana nilai-nilai itu ditemukan di dalam tradisi Kristen dan Muslim.

Baca Juga: Gedung Putih Benarkan Tewasnya Warga Amerika di Lebanon oleh Invasi Darat Israel

“Semakin kita berbicara satu sama lain, semakin kita memahami satu sama lain; semakin kita memahami, semakin kita berkontribusi pada peradaban masyarakat kita,” ujar Imam Eid kepada The Blade, Rabu (6/10), seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Pemimpin agama lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, dan meraih gelar gelar doktor bidang teologi dari Harvard Divinity School itu menambahkan, “Komunitas Kristen dan Muslim di masa lalu kadang-kadang terlibat dalam hubungan damai, tetapi sebagian besar dalam konflik militer. Latar belakang sejarah ini mempengaruhi hubungan antara para penganut kepercayaan.”

Sementara itu, Pendeta Bruning menyuarakan pentingnya dialog lanjutan antara komunitas agama yang berbeda. Dari pengalaman pribadi yang dia dapatkan, termasuk selama cuti panjang di Al-Quds dan bertahun-tahun berpartisipasi dalam kegiatan serupa di Midwest, AS, semakin menunjukkan kepadanya akan pentingnya hubungan yang baik antara umat Katolik dan Muslim.

Dailog lintas agama Toledo dimulai pada 2000, dan baru-baru ini telah diadakan setiap tahun. Untuk pertama kalinya tahun ini akan berlangsung di Islamic Center setempat.

Baca Juga: Delegasi Iran dan Israel Cekcok di Rapat DK PBB

Melawan Antitoleransi

Meskipun statistik menunjukkan bahwa terorisme domestik dan supremasi kulit putih adalah ancaman yang jauh lebih besar untuk Amerika ketimbang Islam radikal, sentimen dan kebencian kejahatan anti-Muslim telah meningkat di ‘Negeri Paman Sam’ itu dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 9-10 Oktober, rencananya akan ada unjuk rasa bersentimen anti-Islam di sekitar 20 masjid atau pusat Islam di seluruh AS. Dewan Hubungan Amerika-Islam telah memperingatkan pihak masjid untuk mengambil langkah-langkah keamanan ekstra selama aksi bertajuk Global Rally for Humanity itu.

Para pemimpin Muslim menasihati masyarakat untuk mengedepankan ‘moral yang tinggi’ dan menghindari konfrontasi langsung dengan demonstran yang membawa pesan kebencian.

Baca Juga: Sedikitnya 64 Orang Tewas Akibat Badai Helene di Tenggara AS

Tapi komunitas Muslim Amerika tidak ditinggalkan sendirian untuk menghadapi demonstran. Kelompok lintas agama telah menawarkan untuk menggelar protes tandingan dan membangun lingkaran-lingkaran perdamaian.

Ajang Dialog Katolik-Muslim di Toledo tadi adalah salah satu bentuk ‘perlawanan’ terhadap gerakan penebar kebencian dan anti-Islam di AS.

Gerakan toleransi dan solidaritas terhadap Islam seperti itu juga pernah terjadi di Phoenix, Arizona, awal tahun ini setelah sekelompok pemotor menyelenggarakan reli anti-Muslim di luar masjid. Para pemimpin agama di sana lantas menyelenggarakan doa lintas agama dalam masjid yang semula akan jadi sasaran aksi massa.

Pendeta Erin Tamayo, Direktur Eksekutif Arizona Faith Network dan salah satu penyelenggara acara tersebut, mengatakan bahwa unjuk rasa kebencian sebenarnya memperkuat jaringan antar agama di Phoenix.

Baca Juga: Pidato Menlu Retno di PBB: Kita Harus Hentikan Netanyahu

Organisasi yang dipimpin Tamayo telah mengembangkan hubungan dekat dengan dua masjid di wilayah itu. Mereka sedang mengatur langkah-langkah dasar untuk merespons unjuk rasa bernuansa sentimen kebencian dan anti-Islam tersebut. (T/P022/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: AS: Dukungan Kami untuk Israel Tidak akan Pernah Berubah

Rekomendasi untuk Anda

Khutbah Jumat
Indonesia
Kolom
Indonesia
Indonesia
Indonesia