Jakarta, MINA — PT PLN (Persero) mengerahkan ratusan petugas untuk memperbaiki lima tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV yang mengalami kerusakan berat di Aceh akibat banjir bandang dan angin kencang.
PLN melaporkan empat tower roboh dan satu tower lainnya rusak parah di Kabupaten Bireuen setelah wilayah tersebut diterjang cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir.
Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Aceh, Lukman Hakim, mengatakan pihaknya segera membangun tower darurat untuk mempercepat pemulihan pasokan listrik.
“Kami langsung membangun lima tower darurat dan mengerahkan personel gabungan dari Sumatera Utara, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah,” kata Lukman dalam keterangan pers yang diterima, Kamis (27/11).
Baca Juga: Pemprov Aceh Instruksikan Semua Daerah Siaga Hadapi Ancaman Banjir dan Longsor
Ia menjelaskan, material pendukung juga dikirim dari Palembang, Lampung, Jambi, Pekanbaru, dan Padang guna mempercepat proses perbaikan jaringan kelistrikan yang terdampak.
Menurut PLN, kerusakan jaringan berdampak pada pasokan listrik di sejumlah wilayah, di antaranya Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Timur. Wilayah lainnya yang terdampak meliputi Langsa, Aceh Tamiang, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, hingga Aceh Singkil.
Lukman menyampaikan pihaknya terus berupaya maksimal agar listrik dapat segera kembali normal.
“Kami memohon dukungan dan doa agar proses perbaikan di lapangan berjalan lancar, sehingga suplai listrik di Aceh dapat segera pulih,” ujarnya.
Baca Juga: Banjir dan Longsor Putus Akses Jalan Utama di Kabupaten Agam
Ia juga memastikan PLN akan memberikan informasi perkembangan pemulihan secara berkala melalui kanal resmi. Pelanggan dapat mengakses layanan melalui aplikasi PLN Mobile atau menghubungi Contact Center PLN 123 selama 24 jam.
“Dengan kerja keras semua pihak dan dukungan masyarakat, kami optimistis listrik di Aceh akan kembali beroperasi normal dalam waktu dekat,” ucapnya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat banjir dan longsor telah terjadi sejak 18 hingga 26 November 2025.
Plt Kepala Pelaksana BPBA, Fadmi Ridwan, mengatakan sebanyak 14.235 kepala keluarga atau sekitar 46.893 jiwa terdampak bencana.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Memburuk Kamis Ini, Aktifitas Industri Jadi Sorotan
“Sebanyak 1.497 jiwa dari 455 keluarga terpaksa mengungsi. Banjir ini dipicu oleh curah hujan tinggi yang terjadi terus-menerus,” kata Fadmi.
Ia juga mengonfirmasi dua korban meninggal dunia berasal dari Aceh Utara. Korban pertama, M Afdalil (27), terseret arus banjir saat melintasi area persawahan di Gampong Jrat Manyang. Korban kedua, Muzammil (30), warga Tanjong Babah Krueng, Matangkuli, meninggal dunia akibat tersengat listrik saat bencana berlangsung.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Didominasi Berawan Kamis Ini, Suhu Tertinggi 33 Derajat Celsius
















Mina Indonesia
Mina Arabic