Nagekeo, MINA – Banjir bandang disertai tanah longsor melanda Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (9/9) dini hari, mengakibatkan tiga orang warga meninggal dunia dan empat lainnya masih dinyatakan hilang.
Kapolres Nagekeo, AKBP Rachmad Muchamad Salili, mengatakan seluruh korban berasal dari Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo.
“Ada tujuh korban, tiga meninggal dan empat masih hilang, semuanya warga Desa Sawu, Mauponggo,” ujar Rachmad saat berada di salah satu lokasi longsor di Desa Kelewea, Kecamatan Boawae.
Ia menambahkan, proses pencarian masih terus dilakukan dengan melibatkan tim gabungan dari kepolisian, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), relawan, serta masyarakat setempat. Medan yang sulit dan kondisi cuaca yang masih berawan menyulitkan tim di lapangan.
Baca Juga: Komisi IX DPR Soroti PHK Massal di PT Gudang Garam Tbk
Banjir dan longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan Nagekeo sejak Senin malam, menyebabkan aliran air meluap ke permukiman warga serta tanah perbukitan di sekitar pemukiman mengalami longsor. Beberapa rumah warga dilaporkan hanyut terbawa arus, sementara sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan.
Pemerintah daerah telah menyiapkan posko darurat di Kecamatan Mauponggo untuk menampung warga terdampak dan menyalurkan bantuan logistik berupa makanan, air bersih, serta selimut. Tim medis juga dikerahkan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi korban yang selamat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini potensi hujan dengan intensitas tinggi di wilayah NTT. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir susulan dan pergerakan tanah, terutama di daerah rawan bencana.
Hingga berita ini diturunkan, proses pencarian terhadap empat korban hilang masih terus berlangsung. Aparat meminta doa dan dukungan masyarakat agar seluruh korban dapat segera ditemukan. []
Baca Juga: BNPB: 25 Bencana di Indonesia, Karhutla Mendominasi
Mi’raj News Agency (MINA)